Salam Olahraga,
“Jokowi - SBY tau apa soal PSSI?''
karna di era SBY lah negara ini tak memiliki wibawa di mata PSSI. sepak bola amburadul.
idealnya SBY diam saja seperti saat ada konflik Freeport, karena dialah biang kerok dari semua kekacauan ini.
tapi karena SBY masih soksoan mentweet soal PSSI, maka ini yang perlu saya ingatkan.
ini masih soal Nurdin Halid dan antek-anteknya: La Nyalla dan Hinca Panjaitan. bagi yang belum baca tulisan SBY tau Apa Soal PSSI? silahkan dibaca dulu, suapaya nyambung.
sejak tahun 2004 lalu sebenarnya pemerintah merencanakan liga yang profesional. Meminta klub agar tidak lagi menyedot dana APBD. namun Nurdin Halid secara tegas dan keras menolak rencana tersebut.
jadi harap maklum kalau pengurus tim sepak bola rata-rata adalah anggota DPRD atau pengurus parpol setempat. merekalah tikus-tikus yang selama ini menyerap anggaran dan SBY bisa dengan bangga mengklaim “penyerapan anggaran sangat maksimal” yang kemudian dianggap prestasi. Hal jni juga menjadi faktor penting agar partai-partai koalisi bertahan memenangkan pemilu.
sepak bola profesional yang tidak membebani APBD hanya menjadi rencana. Nurdin Halid bersikukuh itu tidak boleh diterapkan. siapa yang bisa menentang Nurdin Halid saat itu? Tidak ada. karena SBY sebagai Presiden tak pernah berani bersikap.
jadilah selama bertahun-tahun sepak bola Indonesia menggunakan dana APBD. bahasa sederhananya, selain BBM, rakyat juga disubsidi untuk menonton bola.
APBD selalu berhasil diserap. Hasil penjualan tiket, hasil penyiaran ANTV Bakrie dan sponsor yang terpasang di kaos tim setiap klub raib entah ke mana. Tidak jelas. Yang jelas pasti terlihat hanyalah alokasi APBD untuk tim sepak bola setempat. PSSI dan PT Liga Indonesia tidak pernah mau diaudit. Alasannya klasik, tidak boleh diintervensi. Sampai di sini mohon maad kalau saya harus katakan bahwa sepak bola tempat paling aman dan nyaman untuk makan APBD.