Lihat ke Halaman Asli

Cantik Itu...

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13278976721086767621

Wanita memang istimewa, bukannya apa-apa tapi lihat saja ketika anda menonton televisi dapat dipastikan berbagai produk yang diiklankan rata-rata ditujukan untuk kaum hawa. Dari produk kecantikan ada produk pemutih kulit dari berbagai merk, alat make up yang beraneka macam jenisnya, obat pelangsing (berupa susu, teh maupun jamu), shampoo untuk cuci rambut dimana modelnya adalah wanita dengan rambut hitam panjang yang indah, selain produk kecantikan juga ada produk memasak, seperti bumbu masak praktis yang bisa mempercepat aktivitas memasak, alat-alat memasak yang modern dan masih banyak lagi. Selain di televisi, iklan-iklan tersebut juga bermunculan di internet.

Di facebook sendiri, warung onlene yang banyak bermunculan adalah toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan wanita untuk menunjang kecantikannya. Seperti baju, jilbab, tas cantik, sepatu, sandal, sampai aksesoris-aksesoris yang sering melekat di tubuh wanita (gelang, kalung, anting, bros). Saya sendiri bukan tipe perempuan yang suka dandan yang berlebihan, bagi saya mempercantik tubuh boleh asal jangan berlebihan. Pernah,pagi-pagi sekali saya pergi ke pasar terdekat karena disuruh ibu membeli jajanan pasar. Dengan bermodalkan kaos, celana olahraga dan jaket, saya menuju ke pasar. Waktu lagi asyik milih jajanan, saya sempat melihat banyak wanita yang berdandan berlebihan (bagi saya), dengan baju ketat, sepatu wedges dan make up wajah yang “wow” bibir merah merona, tebal bedaknya saja tidak ada duanya (sangat berkebalikan dengan warna kulit lehernya yang sawo matang), alisnya yang sepanjang jembatan layang sampai bulu mata yang super lentik. Sebenarnya sah-sah saja berdandan saat pergi ke pasar, tetapi kalau berlebihan seperti itu kan jadi risih melihatnya. Apalagi di pasar tradisional kan identik dengan becek dan kotor,nah loh apa jadinya kalau pakai sepatu haktinggi di jalanan yang becek? Menyiksa diri sendiri kan?. Wanita memang suka sekali mendapat pujian, apalagi yang berhubungan dengan fisik seperti kecantikan dan kerampingan tubuhnya. Iklan-iklan produk kecantikan memang pintar sekali menarik konsumen, bintang-bintang iklan dipilih dari artis-artis yang memiliki kecantikan memukau yang bisa membuat para wanita merasa minder dengan apa yang ia punya dan menginginkan kecantikan seperti bintang iklan tersebut. Dulu saya memang termasuk wanita korban iklan, khususnya iklan produk pemutih wajah (karena kulitku memang sawo matang), saya membeli produk-produk tersebut dan rajin merawat kulit wajah.Namun ditunggu sampai satu bulan efeknya belum terasa juga. Kulit saya masih saja sawo matang. Memang rata-rata produk pemutih wajah hanya bisa memutihkan namun hanya sesaat, jika kita kembali beraktivitas di lingkungan outdor maka warna kulit akan kembali seperti semula, karena warna kulit adalah warisan genetik yang sulit dirubah. Saya sendiri kadang-kadang merasa minder jika berdampingan dengan teman perempuan yang memiliki wajah cantik (karena wajah saya biasa saja). Namun, saya tersadar kecantikan fisik hanya sesaat saja, jika umur bertambah maka kecantikan itu akan lenyap dimakan usia. Kecantikan yang kekal adalah kecantikan yang berasal dari hati. Kamu cantik dari tingkah lakumu, dari perbuatanmu yang bermanfaat bagi orang lain. Jika ingin awet muda secara alami maka perbanyaklah tersenyum, membuat orang lain bahagia dan selalu menunggu-nunggu kehadiranmu bukanlah itu menyenangkan?. Penilaian yang objektif bukan berasal dari siapa yang berbicara namun dari apa yang dibicarakannya.

Mengutip dari kata-kata mbak Asma Nadia, cantik itu ada di segala usia, lahir dari hati yang menerima kehendakNya, tanpa kehilangan rasa syukur. Cherry Belle saja bilang kalau “kamu cantik dari hatimu”, so jangan minder lagi dengan keadaan fisikmu, setiap wanita itu cantik, dan kecantikan itu akan tetap bersinar jika apa yang kamu lakukan berasal dari hatimu. Sesuatu yang berasal dari hati, akan selalu menyentuh hati bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline