Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona penyebab Covid-19 pada awal Maret 2020. Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang menimbulkan berbagai permasalahan di berbagai sektor kehidupan. Pemerintah mengambil langkah pencegahan dengan memberlakukan prosedur stay at home dan beraktivitas dari dalam rumah (work from home), namun dampak pandemi ini terhadap ekonomi dianggap sudah begitu mengkhawatirkan.
Pemerintah memutuskan bahwa indonesia perlu menerapkan tatanan normal baru atau era new normal menyusul beberapa negara yang terlebih dahulu menerapkannya. New Normal merupakan skenario untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan maupun sosial-ekonomi.
Pemerintah gencar menyosialisasikan Gerakan 3 M di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang meliputi memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia.
Adanya program KKN Relawan Covid-19 oleh Universitas Sebelas Maret, diharapkan mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata dalam memutus rantai penularan Covid 19 tersebut, khususnya dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Covid-19 serta melatih kemandirian masyarakat di tengah pandemi.
Pelaksanaan KKN ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing mahasiswa secara individu dan semi-daring. Seperti halnya yang dilakukan oleh Desti (NIM H0517116), mahasiswi UNS yang melaksanakan kegiatan KKN Relawan Covid-19 UNS di wilayah tempat tinggalnya, yaitu Desa Tanjung Setia, kec. Pesisir Selatan, kab. Pesisir Barat, Lampung.
Kegiatan KKN berjalan selama 45 hari, dalam rentang waktu 2 Juni 2020 hingga 17 Juli 2020 dengan didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Dr. Cahyono Ikhsan. S.T., M.T. Tema kegiatan KKN yang diusung adalah "Supporting Pemahaman Masyarakat terhadap Covid-19".
Program KKN yang dijalankan meliputi pengadaan sarana cuci tangan, edukasi kepada warga mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam era adaptasi baru (New Normal) seperti pembagian masker dan handsanitizer, sosialisasi secara online via Intagram dan WhatsApp. Penyemprotan desinfektan di balai desa, masjid, mushola, diskusi dan sharing dengan masyarakat sekitar dan pembuatan hidroponik kangkung.
Minimnya sarana cuci tangan yang ada menjadikan program ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar dan pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 yang masih rendah membuat mereka lebih antusias dalam menerima materi sosialisasi yang diberikan.
Edukasi mengenai PHBS dilakukan secara semi-daring, yaitu membagikan poster dan video mengenai PHBS dan Covid-19 melalui media sosial serta menempelkan poster di area masjid dan tempat mencuci tangan, diikuti pemasangan banner di balai desa agar warga senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
Diskusi dan sharing ke umkm setempat merupakan salah satu wujud kepedulian dan edukasi bagaimana penerapan protokol Covid-19 di lingkungan kerja, pertanian, tambak dan peternakan.