Lihat ke Halaman Asli

KKN Online di Desa Bojong, UMKM Sempat Menolak

Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau yang kerap disebut KKN resmi dibuka oleh Undip. Undip membuka KKN Tim II dengan menyebarkan mahasiswanya diberbagai tempat dan mengutamakan KKN pulang kampung atau dilaksanakan di daerah masing-masing mengingat kondisi pandemi Covid-19. Salah satu daerah yang menjadi wilayah KKN Tim II Undip adalah Desa Bojong, Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah.

Program yang diusung berupa program pemberdayaan UMKM melalui program "Pelatihan Digitalisasi UMKM dan Keluarga Selama Pandemi Covid-19". Program tersebut dilaksanakan melalui berbagai program turunan diantaranya:

  • *Manajemen pemasaran digital
  • *Pelatihan labelisasi produk
  • *Pelatihan foto produk
  • *Manajemen pencatatan kas
  • *Manajemen inventory
  • *Program cashless family
  • *Manajemen kas dengan apliaksi buku kas untuk memaksimalkan pengelolaan pendapatan keluarga yang relatif turun saat pandemi
  • *Program budgeting and saving
  • *Program time manajemen
  • *Pemaksimalan penggunaan aplikasi online dalam menunjang kebutuhan belajar mandiri anak
  • *Program jahit masker patch

Melaksanakan KKN diwilayah Desa sendiri bukan perkara yang mudah. Mahasiswa Undip diterjunkan diwilayah masing-masing dan diwajibkan melaksanakan KKN secara online namun tetap memperhatikan kualitas output. Hal tersebut menjadi tangangan tersendiri bagi mahasiswa untuk bisa melaksanakan program secara maksimal dan menyesuaikan dengan kemampuan UMKM dan fleksibilitas mereka. 

Hal tersebut dilakukan melalui bentuk adaptasi pembimbingan online rutin, melakukan pelatihan dengan whatsapp ataupun aplikasi lain yang dikuasai oleh UMKM dan pembimbingan kerap dilaksanakan malam hari karena di jam-jam tersebutlah UMKM bisa meluangkan waktunya untuk belajar.

Dokumen pribadi

Dalam pelaksanaannya,  mahasiswa Undip  yaitu Desti merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis  melaksanakan KKN dengan perizinan lengkap serta selalu melaporkan progres serta kondisi terkini ke perangkat desa dan kecamatannya. Hal tersebut dilakukan untuk menyelaraskan output yang dituju dengan output yang juga diharapkan oleh pihak desa dan kecamatan mengingat kendala yang dihadapi dilapangan tidaklah sedikit. Tidak dipungkiri bahwa sempat terjadi penolakan pelatihan oleh UMKM sasaran dengan alasan waktu serta ponsel yang digunakan oleh anak untuk belajar sehingga menyulitkan mereka untuk mengikuti program KKN. Namun hal tersebut sudah diatasi dengan baik dengan melakukan bentuk adaptasi program yang sesuai dengan kondisi tiap UMKM.      

Desti berharap program yang telah dia laksanakan dapat membantu memajukan perekonomian diwilayahnya khususnya Desa Bojong, walaupun langkah tersebut tergolong mikro namun diharapkan berpengaruh ke UMKM lainnya dalam jangka panjang. Dengan program Digitalisasi yang bisa dikuasai UMKM diharapkan menunjang usaha mereka serta fleksibel dalam menghadapi kendala pembatasan kontak fisik selama pandemi.

"Saya berharap UMKM bisa memaksimalkan potensi digital sesederhana menguasai aplikasi yang berguna untuk usaha mereka via smartphone mereka, dengan dikuasainya aplikasi penunjang tersebut mereka bisa lebih fleksibel untuk menjalankan usaha selama pandemi yang kita tahu menuntut kontak fisik yang rendah." pungkas Desti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline