Lihat ke Halaman Asli

Desti Rahmadani

Mahasiswa_Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Fakultas Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Makassar

Rasulullah Sang Pendakwah Panutan yang Wajib Kamu Tiru

Diperbarui: 8 April 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Assalamualaikum Bestie!

Bagaimana nih! kabarnya di hari ke-6 puasa ini? Mudah-mudahan selalu penuh dengan semangat yah!

Dakwah merupakan aktivitas dan kegiatan mengajak dan menyeru orang untuk berubah dari suatu keadaan yang buruk kepada situasi yang lebih baik tanpa adanya paksaan dan tekanan.

Metode dan model dakwah bermacam-macam mulai dari ceramah, kajian, dan lain sebagainya. Di zaman sekarang, siapa saja bisa jadi seorang pendakwah. Kok bisa?, yah bisalah dengan mengajak orang berbuat baik misalnya dengan membuat pict atau template, video, poster, podcast dan semacamnya mengenai kebaikan, orang-orang akan termotivasi dengan pict, poster, video, atau podcast yang kita buat, itu dapat menjadi tambahan pahala karena merupakan dakwah mengajak kepada kebaikan.

Nah! mau jadi seorang pendakwah?, tentu bisa. Berawal dari sesuatu yang kecil dulu ajah!

Ngomong-ngomong dakwah, ada seseorang nih! yang sangat berpengaruh dalam pengembangan dakwah Islam di Dunia. Bestie tau nggak siapa?, Yap! tentu Rasulullah Muhammad SAW.

Allah SWT mengutus Rasulullah sebagai nabi dan Rasul yang menjadi uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi umatnya.

"Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu."

(Q.S Al-Ahzab : 21)

Tau nggak sih! ternyata kondisi sebelum datangnya dakwah Islam ini di jazirah Arab zaman dulu merupakan kondisi zaman yang sangat amburadul, dikenal dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan. Bagaimana tidak?, mereka tega mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka yang baru lahir, menyembah berhala yang jelas-jelas tidak dapat membantu mereka, dan lain sebagainya.

Dakwah Rasulullah yang sangat bijaksana dengan melihat bagaimana kondisi, karakteristik masyarakat, budaya, dan pendidikan masyarakatnya. Misalnya, pada mulanya Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi yaitu dengan pendekatan secara personal, karena kondisi pada saat itu belum memungkinkan dakwah dilakukan secara terbuka dan pengikut masih minoritas. Kemudian, lama-kelamaan barulah dakwah dilakukan secara terang-terangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline