Lihat ke Halaman Asli

Dimana dapatkan yang ASLI?

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Mungkin anda semua cukup sering menyimak tayangan Reportase Investigasi Trans TV. Ya, tayangan tersebut benar-benar memberikan rambu kepada kita supaya lebih berhati-hati membeli barang. Oke, saya tidak akan membahas tayangan ini lebih dalam. Dalam artikel ini, saya hanya akan membahas mengenai kehadiran “makanan palsu” saja.

Siapapun orangnya pasti butuh makan, tak peduli mereka harus makan dipinggir jalan atau membuat sendiri di rumah maupun di kost. Sekian persen bahan utama dan bahan tambahan untuk membuat satu atau beberapa macam makanan pasti didapat dari pihak luar. Adalah hal yang sudah sangat jarang dilakukan dalam era ini,untuk membuat 100% bahan masakan dengan tangan dan kemampuan sendiri. Benar?

Coba kita tilik berita yang sedang hot beberapa tahun terakhir : di Indonesia sudah banyak beredar makanan palsu, yang proses pembuatannya sangat menjijikan dan jika kita perhatikan komposisi yang digunakan dengan seksama, kita akan terus mengelus dada dan menggelengkan kepala tanda khawatir dan prihatin. Dimana kita bisa mendapatkan yang benar-benar asli? Jika bahan tambahannya saja sudah palsu? Contohnya kecap dan saos yang terbuat dari cabai dan tomat busuk (ini sungguh menjijikan) ditambah pewarna makanan Ponceau 4R (meski bahan ini diizinkan oleh BPOM RI, namun sebenarnya pewarna makanan ini tidakoleh dikonsumsi secara berlebihan) bahkan sampai ditambah Boraks sebagai pengawetnya. Bayangkan! Bahan tambahannya saja sudah terkontraminasi oleh zat yang sangat berbahaya seperti ini. Bagaimana dengan bahan utama-nya?

Hal yang seperti ini tentunya membuat takut para konsumen. Serba-salah rasanya. Dimana bisa kita dapatkan segalanya yang asli? Yang memiliki nilai gizi cukup? Apakah mungkin kita racik sendiri? murni semua dari tangan kita? Supaya perut dan organ tubuh lainnya tidak rusak oleh bahan-bahan nakal nan berbahaya?

Rupanya “pasar” sudah dikuasai oleh tangan-tangan nakal yang tidak bertanggung jawab. Mereka selalu berupaya membuat makanan layaknya asli, masih segar, berkondisi baik dan menarik. Sungguh kejam! Mungkin ini dampak ketatnya persaingan pasar. Hanya mereka yang tahu gagasan dasar-nya.

Coba fikirkan : Jika anda tiba-tiba merasa lapar dalam perjalan, dengan terpaksa anda harus berhenti dipinggir jalan untuk membeli makan. Haruskah anda melakukan tes keaslian makanan disana? Apakah hal demikian tidak nampak bodoh dan menyita waktu?

Oleh :

Ayu Destasiwi Estiaji

Mahasiswi S1 Manajemen 2010

Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline