[caption id="attachment_229029" align="aligncenter" width="450" caption="mizan.com"][/caption]
Hari ini ada tweet menarik dari Goenawan Mohamad
“Politisi Senayan berangkat ke Paris utk studi banding ttg sapi. Ça? C'est vache! Yharrrg! Bodoh banget, begitu kira2 terjemahannya”
Saya tergelitik juga akhirnya membaca tweet itu.
DPR !!!! ga heran kenapa ga henti-hentinya dihujat, mulai dari minta bangunan megah, minta bangun toilet baru, minta ini minta itu, studi banding kesana kemari di era digital yang semakin canggih dimana untuk tau kondisi lapangan tak perlu gemruduk tapi bisa lewat berbagai macam fasilitas dan fitur gadget yang semakin canggih
Ga inget pernah di tolak PPI dimana-mana, ini lagi dan lagi masih aja studi banding keluar dalam rangka belajar melihat kondisi “per – sapian”.
Berdasarkan Firman Subagyo, wakil ketua komisi peternakan DPR, keberangkatan dia beserta 11 anggota lainnya yaitu Romahurmuziy (PPP) , Ibnu Multazam (PKB), Ali Yakob, Djafar Nainggolan, Rosyid Hidayat ( Demokrat), Tetty Kadi Wibowo, Adi Sukeni (Golkar) dan Made Urip (PDIP) dalam rangka menyiasati ketentuan aturan zone based import yang dibatalkan oleh MK. Dimana aturan ini memperbolehkan impor daging sapi langsung dari area atau titik tertentu di suatu Negara. Jadi berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Sedangkan berdasarkan Ibnu Multazam, kunjungan ini dalam rangka belajar menanggulangi penyakit kuku dan mulut pada sapi, nah loh? Mana yang bener.
“Prancis sukses dalam swasembada daging. Mereka juga berhasil menanggulangi penyakit mulut dan kuku pada hewan,” katanya.
Rosyid Hidayat mengatakan bahwa alasannya adalah karena Organisasi Kesehatan Ternak Dunia atau International des Epizooties bermarkas di Paris. Tak hanya di Perancis, setelah kunjungan ini mereka juga akan ke China dipimpin Wakil Ketua Herman Khaeron.
Beberapa akademisi menilai kunjungan ini salah sasaran dan tidak tepat. Tapi ya seperti biasa, DPR tetap ga mau peduli, toh kemanapun kayaknya mereka jarang menghasilkan “ sesuatu” yang bisa aplikatif di Negara sendiri. Berdasarkan data Lembaga Pangan Dunia 2000-2008 dan data CME Group, lembaga riset mengenai produksi, Prancis tak pernah masuk 10 besar produsen sapi di dunia.
Pengamat Peternakan mengatakan “Kalau mau revisi soal zone based impor, harusnya ke Brasil karena mereka lebih getol untuk impor,”. Begitu juga kondisii sosial, ekonomi, dan iklim di Brasil juga mirip Indonesia sehingga lebih pas.
sumber : ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H