Lihat ke Halaman Asli

Dessy Yasmita

valar morghulis

Aku Mencintaimu, Kau Mencintai Siapa?

Diperbarui: 25 November 2019   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menatap dirinya. Dia balas menatapku tanpa ekspresi. Wajahnya dingin, rasanya ketus. Tidak jelas apakah dia marah atau sekadar bete.

"Kau marah padaku?" Aku mencoba membuka percakapan. Namun dia bisu saja. Entah mengapa dia tak pernah mau bicara. Padahal aku sukarela mengaku cinta padanya, dua menit yang lalu. "Lupakan saja. Kalau begitu lupakan saja." Aku merasa bersalah. Seharusnya aku tidak mengatakan apa-apa. Mungkin memang lebih baik mencintai diam-diam.

Namun, aku tak sanggup. Dia sangat menarik. Senyumnya memesona. Kau pasti akan terperangkap seperti aku terperangkap dalam jerat keindahannya.

Begitulah aku menatapnya. Wajahnya berkilau, memberi semburat kemolekan kulitnya. Bibirnya tipis rekah. Ada seringai kecil sempat tersungging di sana. Apakah dia ingin mengolok diriku?

Sebelum menanggung malu yang lebih besar aku bertanya, "Aku mencintaimu. Kau mencintai siapa?"

Dia tak menjawab, malah meniru gerak bibirku. Oh, dia sungguh ingin mengolokku! Kubungkukkan tubuhku untuk melihat matanya dalam-dalam.

Air begitu tenang di hadapanku. Seekor ikan kecil melintas, merusak wajah orang yang kucintai. Gusar, kutunggu riaknya hilang. Dia muncul lagi di situ. Masih memesona.

Aku tersenyum, dia juga tersenyum bersamaan. Kami tersipu-sipu. Aku bertanya lagi padanya, "Kau mencintai siapa?" Dia juga memberi pertanyaan yang sama tanpa suara.

Kupilin rambutku. "Tentu saja aku mencintai diriku."

(13 Sepetmber 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline