Lihat ke Halaman Asli

Dessy Yasmita

valar morghulis

Palasakti

Diperbarui: 20 Desember 2018   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia selalu tepat waktu. Semua pekerjaannya diserahkan tepat waktu, sesuai janjinya. Waktu tak bisa diganggu gugat. Wenny yang tepat waktu, kata pegawai di kantornya.

Ia selalu tiba sebelum pukul tujuh. Malas macet, katanya. Sering, akhirnya dia duduk di lobi sambil membaca atau pergi ke kafe kopi di taman kantor.

Hari ini, begitulah dia memanfaatkan pagi yang lengang. Ia duduk sendirian ketika pelayan kafe pun masih mengepel. Wenny sedang malas membaca. Membaca isi media sosial bukan hobinya. Jadi, ia duduk bertopang dagu, menatap jalanan.

Tatapannya kemudian tertuju pada seorang pria yang tergopoh-gopoh datang. Ia memakai kaos, celana panjang dengan banyak kantong, dan memanggul sebuah ransel yang kelihatan berat. Begitu masuk, ia segera membeli kopi untuk dibawa.

Wenny memperhatikan aktivitas itu tanpa berpikir. Ketika si pria membalikkan tubuh, mata mereka saling bertemu. Biasanya Wenny akan segera mengalihkan tatapan. Namun, sesuatu menahannya, meski ia tak tahu mengapa.

"Maaf, apa saya mengenal Mbak?" Pria itu mendekat hati-hati.

"Eh, saya?" Wenny mengedarkan tatapan, tapi memang hanya ia sendiri yang duduk di situ.

"Ya. Apa ada yang salah?"

"Tidak."

"Apa kita pernah bertemu?"

"Tidak. Saya rasa tidak. Mas fotografer?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline