Lihat ke Halaman Asli

Dessy Kushardiyanti

No Limit, No Regret, No Excuse

Menyoal Citizen Journalism Masa Kini: Sebuah Realitas Dalam Konten Vs Kemanusiaan

Diperbarui: 10 Juli 2021   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Source: We are social & Hootsuite

Publik semakin terbiasa dengan kebebasan penyebaran informasi di berbagai kanal media sosial. Peningkatannya yang semakin pesat di masa pandemi menjangkau siapa saja untuk gatal membuat, membagikan, berkomentar, hingga mengubah aksi masyarakat hanya berdasarkan rekaman amatir berkedok live report tanpa penting untuk mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya terjadi.

Tak disangka, aktivitas jurnalisme warga semakin lama menjadi tren di tengah pengguna media sosial. Belum lagi media arus utama yang siap menangkap apa saja yang ‘ramai’ dan menggorengnya menjadi konten wacana berita yang siap menjadi viral di kalangan target pembaca.

Siapa yang tidak tergiur dengan tawaran engagement yang tinggi dari hanya bermodal handphone dan rekaman dari sebuah ‘event’ yang terjadi di tengah masyarakat. Seolah menjadi ‘wartawan dadakan’ yang hanya memanfaatkan emosi para pengguna media sosial untuk turut menyoal situasi yang diperoleh.

Sebetulnya tidak asing dan tidak salah dengan era kontemporer, kehadiran teknologi memang membuat semuanya serba mudah. Mengundang keaktifan masyarakat yang harapannya turut memberikan informasi yang aktual dan tentu saja terpercaya.

Beberapa waktu terakhir ini masyarakat kembali diramaikan dengan pemberitaan seorang bapak-bapak yang mengamuk karena ditegur menggunakan masker Scuba di area pintu masuk Trans Jakarta.

Barangkali kita sebagai Netizen terfokus dengan 3 ‘aktor’ dalam rekaman video tersebut yaitu petugas penjaga, Bapak terlibat, dan individu dibalik layar yang berperan seolah citizen journalism.

Namun yang kemudian menjadi janggal adalah terekam bapak-bapak tersebut mengeluhkan dirinya sedang sakit dan memohon toleransi untuk bisa segera ke Rumah Sakit dan mengeluarkan uang untuk dimintakan kepada siapa saja membelikan masker yang seharusnya dianjurkan.

Image Source: Tribun News

Namun sayang, perkataan bapak-bapak tersebut tidak diindahkan bahkan ‘dikompori’ oleh perekam kejadian untuk jangan dibelikan, sambil terus merekam.

Bapak-bapak tersebut terlihat emosi akan toleransi kemanusiaan untuk dirinya yang katanya sedang sakit tersebut. Sebelumnya, sebagai pembaca apa yang akan ada lakukan jika menemui kejadian seperti ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline