Lihat ke Halaman Asli

Dessy Franly

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cerita Kontroversial "Ngeri Ngeri Sedap" (2022), Penonton Tuai Beragam Pesan, Harapan, dan Kesan

Diperbarui: 12 November 2022   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Detik.com

Film Ngeri Ngeri Sedap rilis pada tanggal 2 Juni 2022 di Bioskop.

Film yang mengangkat kisah suku Batak ini lebih lanjut juga sudah dapat disaksikan melalui platform Netflix sejak 6 Oktober 2022.

Film Ngeri Ngeri Sedap merupakan film yang kontroversial.

Kontroversial dapat dilihat dari cerita di dalam film yang mengisahkan pertentangan-pertentangan antara budaya Batak yang dipegang teguh khususnya oleh Pak Domu dengan apa yang diinginkan oleh anak-anaknya.

Perbedaan keyakinan itu membuat setiap tokoh di dalam film itu memperdebatkan, memaksa, dan memperjuangkan keinginannya masing-masing.

Pesan atau Makna Film

Dilansir dari Kompas.com (Mario, 2022), sutradara Film Ngeri Ngeri Sedap, Bene Dion Rajagukguk menyatakan pesan dibalik film ini adalah untuk mematahkan stereotip dan mengenalkan budaya, komedian juga mampu menjadi aktor, dan menonjolkan kekayaan budaya Batak dalam film.

Namun, pesan yang diterima oleh tiga penonton yang saya wawancarai justru lebih fokus pada penceritaan yang disuguhkan dalam film dan sifatnya lebih mengarah pada praktis.

Seorang penonton bersuku Chinese, Martatilar Ivosari (23) yang biasa disapa Martha mengungkapkan bahwa pesan yang ia dapatkan adalah mengenai orang tua yang harusnya dapat mendukung anaknya untuk mencapai cita-cita, bukan sebagai penghalang.

"Pesannya itu dalam sebuah keluarga, anak-anak masing-masing pasti punya impian dan cita-cita yang mereka ingin mereka kejar dan capai. Kupikir keluarga itu harusnya bukan jadi penghalang, tapi jadi jembatan gimana supaya impian anak-anak mereka bisa tercapai gitu," ucap Martha yang tinggal di Binjai, Sumatera Utara.

Seorang penonton bersuku campuran Chinese-Jawa, Albertus Handy Widodo (20) yang kerap disapa Handy menangkap pesan dari film ini mengenai keharusannya seorang anak untuk pulang menemui orang tua meskipun merantau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline