Lihat ke Halaman Asli

Amir Harjo

Bekerja sebagai analis data di salah satu consumer goods

Balada Kucing Tak Berguna dan Tikus Pengganggu Keluarga

Diperbarui: 2 Juni 2024   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: X dulu namanya twitter

Suatu hari, tiba-tiba ada galian di tanah kosong belakang rumah. Kata tetangga, kemungkinan besar itu adalah ulah binatang. Memang galiannya tidak besar, tapi volume tanah yang berpindah sempat membuat aku berfikir itu adalah ulah tukang.

Memang benar kata tetangga, ada jejak kecil disemak-semak yang menandakan ada aktivitas binatang disitu. Apakah ular? Ataukah musang yang dulu suka berjalan mondar-mandir di kebun ini?

"Bagaimana kalau kita pasang CCTV atau kamera yang ada pendeteksi gerakan?" usul anakku yang kecil. "Yang mirip di channel Animal planet itu."

"Ide bagus. Tapi siapa provider yang punya fasilitas kamera seperti itu ya?" tanyaku pada istriku.

Untungnya, kami tidak perlu memasang perangkat mahal seperti itu. Dua hari setelah penemuan lubang misterius itu, tiba-tiba ada binatang berbentuk tikus, sebesar kucing remaja berjalan santai menuju galian, sambil menggigit-gigit sesuatu.

Saya dan anak saya menggedor-gedor pintu kaca. Tujuannya untuk membuat tikus itu kaget, melarikan diri dan meninggalkan rumahnya yang sedang dibangun. Bahwa kebun belakang ini sudah jadi wilayah legal sebuah keluarga manusia. Dan pelanggaran privasi adalah kejahatan besar. Sayangnya, tikus itu cuek, tidak peduli, tidak kaget dan meneruskan mengunyah.

Saya buka HP, saya foto beberapa kali dan merekam kelakuannya sebagai barang bukti kejahatan.

"Apa gunanya ada kucing yang suka tiduran di depan rumah kalau pada akhirnya ada tikus besar bebas membuat sarang di dekat rumah?" ungkapku pada anakku dengan kesal.

Memang, selain tikus yang baru-baru ini masuk wilayah privat, ada kucing tetangga yang juga suka melanggar wilayah privat keluarga kami.

Memang, untuk urusan kucing, menurut nalar kucing, mungkin keluarga kami yang kurang ajar. Dulu tanah ini adalah salah satu kavling kosong dengan rumput yang cukup lebat. Kucing-kucing tetangga mampir dan buang hajat. Mungkin bagi mereka, ini adalah toilet mereka yang cukup luas.

Lalu datanglah kami, dengan seenaknya membangun rumah di toilet mereka. Setelah rumah selesai, kebiasan kucing-kucing untuk sekedar mampir dan buang hajat belum hilang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline