Lihat ke Halaman Asli

BUKAN KECERDASAN IQ

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BUKAN KECERDASAN IQ

Ada satu pelajaran yang ku dapatkan dari cerita ibu dan kakak perempuanku. Begini ceritanya.

Sebut saja seorang wanita mbak X. Bisa dibilang dia menikah muda. Dalam usianya 20 tahun dan masih semester 3 dia menikah. Sebagai seorang mahasiswi pasti pemikirannya akan lebih maju daripada istri lain yang tidak berpendidikan. Suaminya hanya bekerja di sebuah bengkel milik saudaranya. Dan mereka memang tinggal dengan orang tua sang suami.

Tradisi ditempatnya sebelum lebaran tiba adalah banyak yang membeli kue kering, opor ayam, baju baru, sepatu baru atau lainnya yang serba baru dan menyenangkan. Dua hari sebelum mbak X ini mengurung dirinya di kamar, setelah ditanya oleh suaminya ternyata dia tidak mau keluar kamar karena belum punya baju baru untuk lebaran alias ngambeg. Sedangkan sang suami hanya punya sedikit uang yang rencananya untuk membeli kue kering untuk disuguhkan ke banyak tamu yang datang kerumah orang tuanya.

Dari kisah di atas saya dapat menarik hikmah bahwa mahasiswa yang memiliki ilmu akademik lebih tinggi (IQ tinggi) tidak berpengaruh pada kebijakannya dalam mengambil keputusan yang tepat (EQ) apalagi dia sudah dihadapkan dengan tantangan rumah tangga yang bukan main-main. Dalam hidup bersosialisasi dan berumah tangga kemampuan yang pertama kali diperlukan bukan kecerdasan IQ tapi kecerdasan EQ dan SQ. Sungguh istri yang baik adalah yang bisa menyenangkan hati suami dan mengurangi beban suami bukan malah menambah beban suami.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline