Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Diri: Tips Menjadi Seorang Penulis

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis itu bukanlah bakat. Menjadi seorang penulis tak perlu bakat alami. Tapi kau harus mampu mengolah kemampuan berimajinasi dan kreatif menghadapi situasi. Terkadang tanpa kita sadari, pengalaman maupun kejadian-kejadian yang berlangsung di sekeliling kita dapat kita olah menjadi sebuah cerita. Hanya perlu sedikit kejelian untuk memilah bagian-bagian mana saja yang patut dan pantas untuk kita ceritakan pada khalayak ramai. Menulis itu memerlukan kedisiplinan, kita harus punya kedisiplinan tinggi dalam menulis. Terkadang tak dapat dipungkiri, seorang penulis kerap kali menemui jalan buntu ketika menuangkan imajinasi dari dalam pikirannya. Hal ini pun kerap kali saya temui. Ketika sedang bersemangat untuk melanjutkan cerpen maupun akan membuat cerpen baru, tiba-tiba saya berhenti entah itu karena kelelahan ataupun saya kesulitan merangkai imajinasi menjadi kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca tulisan saya kelak. Karena saya yakin, semua orang yang memang memiliki jiwa menulis, pastilah ingin melihat para pembacanya kelak kagum dan dapat merasakan jiwa dari cerita yang ditulisnya. Namun, untuk merangkai imajinasi abstrak dari dalam pikiran menjadi tulisan nyata itu sangatlah sulit. Karena itulah kebanyakan dari teman saya sesama penulis sering mengatakan bahwa mereka kerapkali terserang WB (Writer Block) ketika sedang dalam mood menulis. Hal ini mungkin terdengar sepele, namun WB merupakan sejenis penyakit tersembunyi (sepertikanker) yang bisa berkembang menjadi penyakit kronis stadium lanjut yang pada akhirnya membuat seorang penulis benar-benar tak bisa menulis. Kalau pun masih dapat menulis, saya yakin ia bahkan tak dapat menyelesaikan satu paragraf dalam sekali duduk untuk menulis. Ini dikarenakan Writer Block yang terus dibiarkan, dapat membuat pikiran serta imajinasi penulisnya menjadi tumpul. Ibaratnya seperti pisau tajam yang tak pernah diasah, lama-kelamaan pisau tersebut tumpul hingga tak dapat lagi memotong. Sama seperti menulis. Jika kau biarkan dirimu tidak menulis untuk waktu lama, kau pun akan tumpul dalam merangkai kata dan berimajinasi. Berikut ini saya berikan beberapa tips yang saya harapkan dapat bermanfaat untuk pembaca sekalian yang baru maupun yang sudah lama menulis: 1.Sering-seringlah membaca cerpen, novel maupun karya tulis berbentuk cerita lainnya. Ini dimaksudkan untuk memperkaya kosakata dan kemampuan kamu dalam mengolah kata. Saran saya, dimulailah dari cerpen/novel santai yang gaya bahasanya belum terlalu tinggi dan sederhana seperti teenlit dan sebagainya agar tak terlalu kaget dan kesulitan dalam mencerna isi ceritanya. Setelah itu naiklah ke tingkat lebih tinggi, seperti cerpen/novel dengan diksi yang lebih variatif dan berat. Saya anjurkan untuk membaca novel terjemahan ataupun novel karya penulis seperti Andrea Hirata. 2.Mulailah untuk menuliskan kejadian-kejadian maupun pengalamanmu yang berkesan ke dalam diary-mu. Terkadang pengalaman-pengalaman bisa menjadi cikal bakal/dasar imajinasi kita agar lebih berkembang. 3.Tuangkan semua isi hatimu. Isitlahnya, curhatlah melalui karya tulismu. Entah itu perasaan bahagia, marah, kesal, terharu maupun sedih bahkan galau sekali pun. Biarkan semua kata-kata yang muncul di pikiranmu ditulis, dan ide-ide akan bermunculan seiring kau menuliskan semuanya. Ide-ide itulah yang membuat alur ceritamu lebih variatif. Makanya, mulai sekarang jangan pernah sia-siakan perasaanmu begitu saja. 4.Pacu terus dirimu untuk menulis dengan mengikutkan karya-karyamu ke perlombaan-perlombaan menulis ataupun mengirimkannya ke koran dan majalah. Karena, jika karya tulis kita terpilih dan jadi pemenang, otomatis kita akan mendapatkan hadiah entah itu berupa uang. Otomatis kita akan semakin terpacu untuk terus menulis. Dan jika karya kita belum terpilih, kita pasti akan terus mengoreksi karya kita agar menjadi lebih baik. Menulis memerlukan rasa, dan rasa berasal dari jiwa . . . Karena itu, teruslah menulis selama kau berjiwa ^^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline