Taxonomy Bloom menjadi hal yang sangat dekat dengan guru sebagai pelaku pendidikan. Taxonomy Bloom yang sering digunakan guru sebagai panduan dalam merencanakan pembelajaran merupakan ide seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat bernama Benjamin Samuel Bloom. Beliau seorang presiden American Educational research Association.
Bloom (1956) menyampaikan bahwa Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi skill mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi yang digunakan untuk mengategorikan tujuan pembelajaran ke dalam berbagai tingkat kompleksitas.
Untuk lebih memahami Taksonomi Bloom ayuk tonton video berikut:
Pada awalnya Bloom membagi taksonomi ke dalam tingkatan C1-C6 dengan urutan sebagai berikut:
C1: pengetahuan, C2: pemahaman, C3: mengaplikasikan, C4: menganalisa, C5: mensintesis, C6: mengevaluasi
Perkembangannya Taksonomi Bloom mengalami perubahan yaitu Bloom membagi ke dalam dimensi kognitif (C1-C6 revisi) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metalognitif).
C1: mengingat, C2: memahami, C3: mengaplikasikan, C4: menganalisa, C5: mengevaluasi, C6: menciptakan
Dengan adanya hierarki taksonomi Bloom sangat membantu guru membuat tujuan pembelajaran. Kata kerja yang jelas yang disarankan dari Taksonomi Bloom memberikan gambaran yang jelas untuk penilaian atau pengukuran kemampuan siswa. Menggunakan Taksonomi Bloom revisi akan lebih membantu guru melakukan pemetaan kemampuan yang harus dicapai siswa.