Keberagaman Budaya Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman suku, etnis, ras, dan budaya yang khas pada setiap daerahnya. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), budaya adalah hasil pola pikir manusia; adat istiadat mengenai kebudayaan yang sudah berkembang dan menjadi sebuah kebiasaan yang sukar diubah. Budaya sendiri merupakan suatu cara hidup bagi sekelompok orang, kemudian mengalami perkembangan, dan menjadi warisan bagi generasi selanjutnya. Memasuki era society 5.0 seperti saat ini, pelestarian terhadap budaya daerah makin lama makin memudar; khususnya di kalangan anak muda. Sebagai generasi muda yang akan mengambil peran dalam masa Indonesia emas 2045; dimana tepat seratus tahun Indonesia merdeka, para pemuda dituntut untuk menjadi generasi yang unggul dan berdaya saing. Maka dari itu, perlunya membekali diri dengan pengetahuan dan ilmu teknologi. Di samping itu, sebagai generasi emas, tentunya pemuda Indonesia jangan sampai melupakan nilai-nilai budaya yang ada. Sebagai pemuda, kita harus memiki wawasan yang cukup mengenai budaya Indonesia agar tetap bisa mempertahankan karakteristik negara Indonesia dengan keberagaman budayanya. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya masing-masing yang unik dan menarik, salah satunya adalah budaya "Makan Bajamba" di Minangkabau. Sebagaimana tradisi daerah lainnya, makan bajamba sendiri memiliki nilai-nilai yang sarat akan makna kehidupan. Untuk mengetahuinya, mari kita berkenalan lebih jauh dengan budaya makan bajamba ini, check this out!
Budaya Minangkabau; Makan Bajamba dan Maknanya
Makan bajamba atau yang juga dikenal sebagai makan barapak ini mulai berkembang sekitar abad ke-7 sejak Islam masuk ke Minangkabau. Tradisi ini diyakini berasal dari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Makan bajamba sendiri merupakan tradisi makan masyarakat Minangkabau yang dilakukan dengan cara duduk bersama-sama dalam satu ruangan. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah acara adat selesai dilaksanakan; seperti pesta pernikahan, pengangkatan penghulu, dan acara-acara besar keagamaan Islam lainnya. Makan bajamba biasanya diikuti oleh banyak orang yang akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri dari lima sampai tujuh orang yang kemudian duduk secara melingkar. Tradisi makan bajamba ini dibuka dengan mementaskan aneka kesenian Minang, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa dan ayat suci Al-Qur'an, dan tak ketinggalan berbalas pantun.
Tradisi makan bajamba ini tidak hanya sekadar mengenyangkan perut saja, melainkan memiliki nilai-nilai yang tersirat di dalamnya. Makan bajamba sendiri mengajarkan kita mengenai makna berbagi pada sesama. Selain itu, dari pelaksanaan makan bajamba ini kita juga belajar bagaimana pentingnya untuk menghormati dan mendahulukan orang yang lebih tua. Kemudian, dengan adanya tradisi ini diharapkan semua kalangan masyarakat dapat membaur tanpa memandang status sosial atau jabatan sehingga nilai kebersamaannya akan semakin kental dirasa.
Jenis Hidangan dalam Tradisi Makan Bajamba
Setiap peserta dari masing-masing kelompok makan bajamba akan duduk secara melingkar, dan di tengah-tengah lingkaran duduk tersebut disediakan wadah berisi nasi dan aneka macam lauk-pauk untuk disantap bersama-sama. Wadah ini berupa piring-piring besar berdiameter 50 cm yang biasa disebut sebagai "talam". Sementara itu, untuk hidangan menu yang tersaji disebut sebagai "samba nan salapan", yang artinya adalah "delapan jenis makanan," biasanya terdiri dari rendang, ayam, daging masak asam padeh, dan lain-lain. Setelah selesai menyantap hidangan utama, selanjutnya peserta makan bajamba akan disajikan makanan pencuci mulut yang merupakan hidangan khas Sumatera Barat, seperti galamai khas Payakumbuh, wajik, aneka kue, dan lain sebagainya.
Aturan dalam Tradisi Makan Bajamba
Kalian tahu gak sih kalau dalam makan bajamba itu ada adab atau aturan-aturan yang berlaku di dalamnya? Mengapa harus ada aturan yang harus diterapkan dalam tradisi ini? Seluruh peserta makan bajamba wajib hukumnya untuk mematuhi aturan yang ada sebagai salah satu bentuk upaya dalam melestarikan dan mempertahankan eksistensi tradisi makan bajamba di Minangkabau. Adapun aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam tradisi makan bajamba ini antara lain sebagai berikut.
Pertama, harus mempersilakan dan mendahulukan orang yang lebih tua untuk mengambil makanan. Tujuannya adalah sebagai bentuk adab dan penghormatan kita kepada orang yang sudah lebih dulu merasakan pahit dan manisnya kehidupan.
Kedua, dilarang mengambil jatah makanan milik orang lain. Makna dari aturan ini adalah mengajarkan kita mengenai pentingnya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Hal ini juga berlaku bagi satu kelompok lingkaran yang apabila makanan di talamnya sudah habis, maka tidak boleh bergabung ke kelompok lain yang masih memiliki makanan. Jika makanan di lingkaran kita sudah habis, artinya acara makan bajamba pun telah usai.
Ketiga, aturan mengenai cara menyuap nasi. Masing-masing peserta makan bajamba hanya diperbolehkan mengambil satu suap nasi sekaligus lauk-pauknya, kemudian nasi disuapkan ke dalam mulut dengan dilemparkan dari jarak dekat. Kemudian, tangan kiri ikut menampung di bawah mulut sebagai bentuk antisipasi nasi jatuh kembali ke wadah. Apabila nasi tersebut terjatuh, maka peserta makan bajamba harus segera mengambil nasi itu dan memasukkannya kembali ke dalam mulut.
Keempat, posisi duduk dalam makan bajamba. Bagi kaum pria, duduk bersila dengan posisi badan tegap dan tidak membungkuk. Sementara bagi kaum wanita, posisi makan bajamba dilakukan dengan cara bersimpuh seolah-olah sedang duduk diantara dua sujud dalam gerakan sholat.