Mengapa Kejahatan Terjadi Padahal Allah Ada?
Banyak orang bertanya, jika Allah itu ada dan Dia mahakuasa, mahaadil, mahatahu, maha segalanya, mengapa kejahatan masih saja ada di dunia ini? Bukankah Ia bisa menghapuskan kejahatan itu supaya manusia tidak selalu jatuh dalam dosa? Bukankah Ia tidak suka melihat orang yang selalu melakukan dosa? Mengapa Ia tidak melenyapkannya?
Pada artikel ini saya akan menjelaskan mengapa Allah tidak menghapuskan segala kejahatan di dunia, seakan-akan Ia membiarkan kejahatan merajalela.
Pertama-tama, saya katakan bahwa Allah tidak bertanggung jawab atas dosa yang merebak di dunia. Ketika mempertanyakan mengapa kejahatan terjadi padahal Allah ada, tanpa disadari kita menjadikan Allah sebagai sumber kejahatan. Seolah-olah Ia harus bertanggung jawab atas kejahatan di dunia karena itu hasil perbuatan-Nya. Kesimpulan itu salah.
Ada beberapa poin yang perlu kita ketahui mengapa Allah tidak menghilangkan kejahatan adalah;
1. Allah berkuasa
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, dan memulai segala kejahatan di bumi, Allah berhak untuk tidak menolong mereka. Mengapa? Allah berkuasa. Ia berdaulat di muka bumi ini. Dia memegang otoritas tertinggi di seluruh jagat raya. Bahkan dalam hal kecil pun seperti contoh; ketika kita sakit ataupun sehat, kuat atau lemah, semua ada dalam kendali-Nya. Dia hanya ingin supaya kita mempercayakan hidup kita pada-Nya, sebab Dia yang berkuasa atas kehidupan kita, tidak ada yang lain. Tanpa campur tangan Allah, kita bukanlah apa-apa.
Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyatakan bahwa Allah "penguasa yang satu-satunya dan penuh bahagia, Raja di atas segala raja, tuan di atas segala tuan". Kedaulatan mencirikan seluruh keberadaan Allah, Allah berdaulat dalam seluruh atribut-Nya, kuasa-Nya dinyatakan seturut kehendak-Nya dimanapun dan kapanpun. Allah berdaulat dalam melaksanakan kemurahan-Nya yang ditunjukkan kepada para pendosa. Allah berdaulat melaksanakan anugerah-Nya yang merupakan suatu pertolongan kepada mereka yang tidak layak menerimanya, kepada mereka yang layak menerima hukiuman di neraka.
2. Allah berhak atas ciptaan-Nya
Membiarkan, menghapuskan, dan menghilangkan kejahatan dari muka bumi adalah tugas Allah sendiri, yang merupakan hak-Nya. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Dia tidak membiarkan manusia terperangkap dalam dosa tersebut. Tetapi ketika Dia juga tidak ingin menolong manusia dari dosa tersebut, itu juga adalah hak Allah sendiri. Kita tidak berhak untuk menuntut Allah untuk segera menolong kita.
Allah menolong manusia dari dosa adalah sebagai bentuk kasih-Nya kepada ciptaan-Nya. Dia memperbaiki hubungan yang sudah renggang itu dengan manusia. Meskipun dosa bukan bersumber dari Allah sendiri, namun Dia merelakan Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus manusia dari dosa, untuk mendekatkan kembali hubungan yang sudah renggang itu sebagaimana Ia adalah Kasih .Dan jika manusia jatuh ke dalam dosa, itu bukan salah Allah yang tidak menghentikan manusia itu supaya tidak terjatuh, melainkan salah manusia sendiri yang kurang pengendalian diri, tidak punya pendirian untuk melawan dosa ataupun kejahatan tersebut. Tetapi banyak manusia yang tidak sadar akan hal itu. Mereka menyalahkan Allah ketika sebuah cobaan datang ke hidup mereka. Padahal manusia lebih memilih hal-hal yang bersifat duniawi yang mungkin nikmat untuk dirasakan untuk saat ini. Manusia tidak memikirkan apa konsekuensi yang akan di terima ketika mengikuti kata dunia.