Lihat ke Halaman Asli

DesoL

TERVERIFIKASI

tukang tidur

Menanti Senja, Menanti Kamu

Diperbarui: 25 April 2016   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="pic: pinterest.com"][/caption]

Ada rindu di atas pori-pori. Menari-nari. Berlari-lari. Kesana-kemari. Kemudian menginjak-injak jantungku.

Jantungku pecah. Darah nodai rembulan. Dan aku membuka mata. Ada kamu di sana.

Di sana. Di ujung bibirku. Yang amis. Kamu melumat habis. Dengan cumbu tiada jeda yang turun di dada.

Di dada, masuklah lebih dalam, temukan kenangan. Tentang kekasih. Yang terhianati. Hingga ingin mati. Seperti aku.

Seperti aku, yang menanti senja, menanti kamu. Lalu kita bicara. Tentang kisah kasih. Yang baru.

Yang baru terduduk di dermaga. Rembulan menggulung senja. Menunggu ombak pulang.

Pulang ke peraduan. Di kaki Tuhan. Bersama kamu yang hilang. Ditelan angan.

***

Balasan untuk puisi "Di Bibir Bulan"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline