Lihat ke Halaman Asli

Opini Kunjungan ke Museum SonoBudoyo

Diperbarui: 28 Desember 2022   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Nama : Desna Rafli Anggayana

   Nim : 22501241033

   Mata Kuliah : PKn

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. Museum SonoBudoyo terletak di provinsi Yogyakarta dekat dengan alun - alun utara. Untuk alamatnya berada di Jl. Pangurakan No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122.

Bagi yang ingin berkunjung ke museum SonoBudoyo akan dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 untuk anak kecil dan Rp 10.000 untuk orang dewasa ( turis lokal ). Untuk turis asing akan dikenakan tarif sebesar Rp 20.000.

Untuk jam buka museum SonoBudoyo dibuka mulai pukul 08.00-15.30 WIB setiap hari senin sampai kamis, dan sabtu. Untuk hari jumat, museum dibuka mulai pukul 08.00-14.00 WIB dan hari Senin, museum tutup.

Benda - benda yang berada di dalam terdapat sekitar 63.345 koleksi baik berupa uang kuno, patung, alat musik, senjata, kendaraan, pakaian, dan topeng. Keamanan yang berada di museum lawas sedikit kurang karena tidak terdapat pembatas sehingga pengunjung dapat memegang kaca atau peninggalan tersebut yang mengakibatkan kerusakan.

Di museum lawas tidak terdapat penjaga yang hanya mengandalkan cctv, sehingga tidak ada yang dapat menegur pengunjung ketika sedang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Untuk keamanan di museum anyar sudah sangat pas, terdapat satpam yang berada di depan gedung yang selalu mengawasi lingkungan sekitar.

Saat memasuki museum anyar terdapat pembatas sehingga pengunjung tidak dapat memegang atau menyentuh kaca dan benda - benda yang berada disitu. Di berbagai sudut di amati oleh pengawas, ketika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka pengawas tersebut akan menegur pengunjung tersebut.

Sebagai generasi bangsa yang berkembang kita wajib melestarikan museum - museum  di Indonesia sehingga dapat dikenal oleh masyarakat lokal maupun asing, dan menjaganya agar tidak punah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline