Lihat ke Halaman Asli

Rasa yang Dulu Pernah Ada

Diperbarui: 2 Desember 2016   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagaimana manusia memahami bahwa cinta adalah anugerah dari sang pencipta. aku tak tau bagaimana caranya tuhan menitipkan anugerah itu kepada insanya. tapi tak sedikit manusia memiiki rasa kepada lawan jenisnya hanya karna hal sederhana contohnya, karena sering bersama. tiba-tiba hati kita menginginkan  lebih dari teman, tapi itu hal yang wajar. tak jauh beda dengan apa yang aku rasa dulu. kita bertemu dan mengenal dalam organisai kampus, tentunya banyak kegiatan yang membuat kita sering bertemu, bersenda gurau melepas lelah, dan banyak hal konyol yang kita lakukan. awalnya aku tak tau bahkan tak mengerti apa yang aku rasa. yang aku tau aku nyaman bersamamu, aku menjadi diriku sendiri, aku yang utuh, aku yang ku kenali, aku yang bersemangat, aku yang ceria. tuhaaan indahnya yang aku rasakan ini. aku mencintaimu dalam diam.

kita jarang berkomunikasi lewat media sosial baik itu bbm, line, Wa, ataupun fb, itu sengaja aku hindari karena aku tak ingin miliki rasa yang dalam terhadapmu. karena aku tahu sejak aku menyayangimu kita takan pernah bersama. aku tak sanggup menceritakan alasanya di sini. yang jelas aku bahagia saat bersamamu meski hanya aku yang tau tapi itu lebih dari cukup. aku pikir, hanya aku yang miliki rasa itu. tetapi setelah aku tau  kejujuranmu tentang perasaanmu terhdapku aku semakin sedih bukanya basejak kita mengetahui perasaan masing" semua terlihat kaku tak seperti dulu. 

sejak saat itu kita berjarak, namun hati tak bisa dibohongi aku merindukanmu, aku merindukan kita. kamu telah memiliki kekasih, walupun kekasihmu berada jauh darimu. aku tak ingin membuatmu bimbang dengan rasaku, aku tak ingin merusak hubungan kalian, maka dari itu aku mempertahankan rindu dan jarak ini. sungguh aku ikhlas mencintaimu, aku tak berharap kau jadi kekasihku cukup dengan melihatmu bahagia itu sudah mewakili bahagiaku. terlihat lebay memang namun ini sungguhan sungguh aku sungguhan.

aku menyanyangimu lebih dari abang, tapi aku tak berani untuk menunjukkan sayang itu. tapi sahabatku menilai bahwa tatapanku terhadapmu berbeda ada tatapan penuh sayang di sana juga sebaliknya. (aku heran, massa sih). aku selalu selipkan namamu lewat doa. karena dngan begini aku merasa tenang, aku merasa hal yang kuingini kuraskan. tuhaaaaan aku bisa lewati ini. entah kapan rasa ini kan hilang, namun aku mencoba perlahan mengikhlaskan rasa ini memudar. walau hati kecilku masih inginkanmu. yaaah begitulah aku menyebutnya rasa yang dulu pernah ada. 

Deski Liana, 02 Desember 2016 09:34




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline