Lihat ke Halaman Asli

Kampus Mengajar 5: Penggunaan Media Biji Kacang Merah untuk Mengenalkan Konsep Pecahan SD N 1 Pepe

Diperbarui: 28 Juni 2023   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ini diambil di SD N 1 Pepe, Carat, Ngawen, Klaten, Jawa Tengah (Dokpri)

Numerasi merupakan salah satu bagian dari literasi. Literasi numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan menalar yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan menalar merupakan kegiatan dalam menganalisis dan memahami suatu pernyataan, yang dilakukan dengan aktivitas dalam memanipulasi symbol atau bahasa matematika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar, dan mengungkapkan pernyataan tersebut melalui tulisan maupun lisan (Abidin, dkk 2017:107).  Berdasarkan observasi di SD N 1 Pepe, kemampuan numerasi dalam menguasai konsep matematika terutama konsep perkalian masih kurang.  Pada saat pembelajaran matematika materi, guru tidak menggunakan bantuan media pembelajaran untuk membantu siswa memahami lebih dalam mengenai konsep perkalian. Guru mengajarkan kepada siswa hanya bersiafat simbolik dan abstrak sehingga siswa kurang bisa menangkap apa yang telah disampaikan oleh guru. 

Oleh karena itu, untuk membantu mempemudah dalam belajar matematika sangat diperlukan penunjang media atau alat untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan membentuk pemahaman pada anak. Menurut Djamarah & Zain dalam Astuti, W., & Indianto, R. (2014)2.  media pembelajaran adalah alat untuk membantu pembelajaran yang dapat berfungsi sebagai perantara informasi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu media pembelajaran yang tepat yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat mudah dipahami oleh siswa. Salah satu media yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak sehingga dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan media benda konkret dalam pembelajaran matematika. Media konkret yang kami gunakan dalam mengenalkan konsep perkalian ini adalah media biji kacang merah . Alasan penggunaan media ini adalah mudah digunakan, dicari, dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Kegiatan ini dilaksanakan oleh siswa kelas II SD N 1 Pepe yang berjumlah 3 orang.

Sebelum melaksanakan kegiatan ini terdapat tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan langkah pertama yaitu menyiapkan soal perkalian untuk kelas II yang berjumlah 10 soal. Rentang soal perkalian ini adalah perkalian bilangan 1-15. Langkah kedua adalah menyiapkan media pembelajaran konkret yaitu biji-bijian. Biji yang digunakan adalah biji kacang  merah. Langkah ketiga yaitu menyiapkan lingkaran di kertas yang bertujuan untuk diisi biji kacang. Pada tahap menyiapkan lingkaran menggunakan microsoft word. Langkah ke empat adalah menyiapkan kertas origami yang digunakan siswa untuk mengerjakan hasil perkalian menggunakan media konkret. Lembar kerja siswa ini bertujuan agar siswa dapat mempelajari matematika secara bertahap, mulai dari tahap enaktif (konkret), ikonik (semi konkret), dan simbolik (abstrak) sebagaimana teori pembelajaran matematika dari Burner.

Foto ini diambil di SD N 1 Pepe, Carat, Ngawen, Klaten, Jawa Tengah (Dokpri)

Pelaksanaan kegiatan ini di awali dengan memberikan kertas origami, kertas HVS yang berisikan lingkaran-lingkaran, dan biji kacang merah kepada siswa. Siswa mendengarkan soal yang saya sampaikan kemudian siswa menulisnya di kertas origami. Setelah siswa menulis soal pertama, siswa menjawab menghitung menggunakan media pembelajaran konkret biji kacang merah dengan bimbingan saya. Siswa terlihat antusias dan semangat dalam menghitung dengan media pembelajaran biji kedelai. Hal ini dikarenakan siswa ikut terlibat dalam kegiatan numerasi dengan metode yang menyenagkan.) Melalui  aktivitas dengan media pembelajaran tersebut siswa menjadi aktif, kritis dan gembira sehingga dapat dipahami secara mendalam apa yang telah dipelajari. Hal ini terlihat ketika siswa sangat antusias untuk melanjutkan soal berikutnya. Pembelajaran matematika dengan penggunaan benda konkret memberikan perubahan pada diri siswa. Mereka menjadi lebih aktif dan lebih kritis.  Hal ini sesuai dengan pendapat Astuti, W., & Indianto, R. (2014). yang mengemukakan bahwa manfaat dari benda konkret jika digunakan sebagai media pembelajaran, selain bisa dilihat dan dipegang, penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran akan membuat suasana belajar yang menyenangkan. Dari jawaban siswa, 98 % siswa dapat menjawab dengan benar namun terdapat siswa yang salah menuliskan angka misal pada soal no 7 yaitu 6 x 8 = 48 tetapi siswa hanya menuliskan angka 8. Pada permasalahan ini, salah satu faktornya yaitu kurangnya fokus dan konsentrasi siswa terhadap apa yang ia tulis. Cara mengatasi permasalahan ini adalah siswa diminta mengecek kembali hasil jawaban yang telah ia tulis di lembar jawaban.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengenalkan konsep matematika khususnya pada materi perkalian dibutuhkan media pembelajaran konkret yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline