Lihat ke Halaman Asli

Desita Putri Ramadani

Universitas Mulawarman

Bayar Parkir Pakai E-Money, Kemajuan atau Kemunduran?

Diperbarui: 3 Juli 2024   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabel 1.1. dibaca dari paling bawah (Sumber: https://www.bi.go.id/id/)

Beberapa waktu yang lalu penulis melihat salah satu status yang dibuat oleh seseorang melalui WhatsApp, dimana beliau menjelaskan bahwa hampir semua mall yang ada di Samarinda menerapkan pembayaran parkir menggunakan E-Money atau Electronic Money (Uang Elektronik). Pada awalnya penulis sempat meremehkan kebijakan tersebut sampai terbesitlah dipikiran penulis untuk iseng-iseng membuat kartu e-money. Berbekal ilmu seadanya sekaligus nekat, penulis mendatangi bank mandiri dan melakukan konsultasi mengenai e-money. Ternyata benar adanya bahwa beberapa mall yang ada di Samarinda menggunakan e-money sebagai metode pembayaran parkir. Setelah melakukan sesi diskusi bersama customer service, maka penulis sepakat untuk minta dibuatkan kartu e-money. Administrasinya juga tidak menyusahkan dan cukup membawa uang tunai untuk membayar kartu e-money beserta top-up saldo e-money. Setelah melihat bentuk kartunya, penulis pun merasa tidak asing dengan logo e-money pada kartu tersebut. Lalu penulis memeriksa kembali dompetnya dan mengeluarkan kartu e-money yang pernah dibeli di eramart. Ternyata kartunya memiliki kesamaan, yaitu bekerja sama dengan bank mandiri. Jadi penulis mempunyai 2 kartu e-money. Sudah terlanjur beli lagi yang baru, tapi tidak apa-apa. Anggap saja ini sebagai cadangan kartu. Akan tetapi, kartu ini akan sangat berguna ketika penulis mengunjungi salah satu mall yang ada di Samarinda karena harus tap kartu e-money

Ditambah lagi dengan adanya berita yang penulis temukan dari instagram @kaltimetam.id semakin memperkuat keyakinan penulis bahwa perlu sekali kita menyiapkan kartu e-money untuk berjaga-jaga. 

Kita sudah memasuki era modern dimana penggunaan teknologi sangat penting. Contoh nyata bisa kita perhatikan setiap individu tidak jauh-jauh dari gawainya. Sebentar-sebentar mengecek notifikasi chat doi, lalu buka dm ig dari temen. Aduh, rasanya hidup itu hampa banget kalau enggak ada gawai. Pasti langsung gelisah, bingung tidak tahu mau ngapain. Teknologi yang berkembang pesat juga menjadi bagian dari Revolusi Industri 4.0. Selain gawai, ternyata kegiatan jual-beli di beberapa tempat menerapkan penggunaan teknologi di bidang ekonomi salah satunya kehadiran e-money atau uang elektronik.  

Kita sudah memasuki era modern dimana penggunaan teknologi sangat penting. Contoh nyata bisa kita perhatikan setiap individu tidak jauh-jauh dari gawainya. Sebentar-sebentar mengecek notifikasi chat doi, lalu buka dm ig dari temen. Aduh, rasanya hidup itu hampa banget kalau enggak ada gawai. Pasti langsung gelisah, bingung tidak tahu mau ngapain.

Sekali lagi, kenapa kita terkesan 'diburu-buru' untuk menerapkan uang elektronik seperti ini? 

Inflasi adalah suatu kondisi dimana harga suatu barang/jasa kian hari makin melonjak tinggi. Inflasi disebabkan karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak.

Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata inflasi. Inflasi adalah suatu kondisi dimana harga suatu barang/jasa kian hari makin melonjak tinggi. Inflasi disebabkan karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak. Banyaknya uang beredar ini membuat daya beli masyarakat meningkat. Awalnya permintaan cuman satu, eh jadi banyak sampai jor-joran. Permintaan menjadi meningkat dengan tajam. Situasi ini bisa menimbulkan tekanan dari sisi permintaan (demand pull inflation). Uang yang diedarkan terlalu banyak tapi barang yang diproduksi sifatnya konstan/stabil (dengan harga normal). Agar bisa menyeimbangkan pengedaran uang berlebih itu, akhirnya terjadilah kenaikan harga barang. Kaitannya apa dengan uang elektronik? Uang elektronik jelas mengurangi jumlah uang yang beredar. Adanya transaksi elektronik memberikan kenyamanan, menghemat waktu transaksi, ternyata bisa membantu perekonomian negara. Apalagi kalau kita melihat uang elektronik ini tidak menggunakan uang kartal sehingga sangat bisa menekan laju inflasi berlebih. Hal ini diperkuat dengan data dari Bank Indonesia yang penulis temui berupa tabel laju inflasi per Januari 2023-Juni 2024. 

Tabel 1.2. dibaca dari paling bawah (Sumber: https://www.bi.go.id/id/)

Data diatas sudah cukup membuktikan bahwa terjadi penurunan inflasi. Tidak lupa juga dengan Teori Irving Fisher yang mengatakan bahwa jumlah uang yang beredar berbanding lurus dengan perubahan harga. Artinya kalau jumlah uang yang beredar meningkat maka terjadi inflasi, sedangkan kalau berkurang maka inflasi bisa ditekan.

 Teori Irving Fisher mengatakan bahwa jumlah uang yang beredar berbanding lurus dengan perubahan harga. Artinya kalau jumlah uang yang beredar meningkat maka terjadi inflasi, sedangkan kalau berkurang maka inflasi bisa ditekan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline