Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi generasi muda saat ini. Generasi muda diharapkan mampu menjadi penerus bangsa untuk menjadikan bangsa lebih maju dalam segala bidang. Dalam pendidikan, tak terlepas dari adanya kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang utama di dalam dunia pendidikan. Untuk menggapai suatu kesuksesan dalam pembelajaran, dapat dilihat dari hasil belajar yang optimal. Hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah motivasi. Adapun pengertian dari motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa yang mengarah pada kegiatan dan arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya.
Sebelum membahas Kurikulum 2013, apa sih pengertian dari kurikulum itu?
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum dalam sistem pendidikan Indonesia yang ditetapkan pada tahun 2013 untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan non tes (portofolio) yang saling melengkapi. Pola pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga pembelajaran yang terjadi diharapkan mampu berjalan dengan menyeimbangkan ketiga aspek tersebut. Tidak seperti yang terjadi sebelumnya, yang mana pembelajaran cenderung hanya mengutamakan aspek kognitif saja. Maka dalam hal ini, mampu menumbuhkan atau meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pada penerapan kurikulum 2013, terdapat perubahan peranan siswa yakni dari siswa pasif menjadi siswa aktif. Peran siswa dalam pembelajaran berkembang menjadi partisipan yang aktif, membuat keputusan atas apa dan bagaimana mereka belajar, membangun pengetahuan dan keterampilan baru berdasarkan yang dikuasai, memahami harapan, mendorong penggunaan langkah-langkah penilaian diri, memantau pembelajaran mereka sendiri untuk mengembangkan kiat-kiat belajar, bekerja sama dengan siswa lain, serta melaksanakan pembelajaran autentik. Penilaian autentik ini mengutamakan pada tiga aspek penilaian yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Penilaian tersebut mencoba menyatukan kegiatan mengajar guru, motivasi, siswa belajar, keterlibatan dan ketrampilan siswa.
Mudjiman (2008) menyebutkan ada 8 faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar, antara lain:
- Pengetahuan tentang kegunaan belajar
- Faktor kebutuhan untuk belajar
- Faktor kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran
- Faktor kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan pembelajaran
- Faktor pelaksanaan kegiatan pembelajaran
- Faktor hasil belajar
- Faktor kepuasan terhadap hasil belajar
- Faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan
Pendapat dari Mudjiman, dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki peranan dalam pembelajaran yang sangatlah penting karena berpengaruh terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, pada penerapan kurikulum 2013 yang sistem penilaiannya lebih menyeluruh (aspek kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat membuat siswa menjadi lebih merasa termotivasi dalam belajarnya dikarenakan penilaian hasil belajar tidak didominankan pada aspek kognitif saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H