Lihat ke Halaman Asli

Desi R H

mahasiswa di Universitas Teknologi Digital

Pentingnya Manajemen Risiko Operasional Berbasis ISO 31000:2018 bagi Perusahaan Logistik

Diperbarui: 16 Juni 2024   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Badan Standardisasi Nasional

Risiko merupakan hal yang wajar di dunia ini, apapun itu pasti terdapat risikonya, tidak hanya perusahaan di bidang jasa keuangan saja melainkan semua perusahaan tidak terkecuali pada perusahaan jasa logistik. Industri jasa logistik menghadapi dinamika yang semakin kompleks dan tuntutan pelanggan yang tinggi terhadap keandalan dan kualitas layanan.

Perusahaan logistik dihadapkan pada berbagai risiko yang dapat menghambat operasional dan berpotensi merugikan pelanggan bahkan merugikan perusahaan. Beberapa risiko operasional tersebut meliputi keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, masalah keamanan, bencana alam, kelalaian karyawan serta berbagai risiko lain yang dapat memberikan dampak negatif terhadap citra perusahaan.

 

Risiko Operasional

Risiko merupakan hal yang wajar dalam kehidupan, risiko memiliki arti yang beragam, para ahli mengartikan risiko dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Risiko operasional  adalah kemungkinan atau ketidakpastian dalam operasional perusahaan yang dapat mengganggu tujuan perusahaan atau dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Manajemen Risiko

Manajemen risiko merujuk pada proses identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang ada dalam suatu organisasi atau aktivitas untuk meminimalkan dampak potensial dari risiko tersebut. Secara lebih rinci, manajemen risiko meliputi langkah-langkah seperti:

  1. Identifikasi risiko: Mengidentifikasi semua risiko yang mungkin mempengaruhi tujuan organisasi atau proyek. Risiko bisa berasal dari berbagai sumber seperti lingkungan eksternal, keuangan, teknologi, atau manajemen.
  2. Evaluasi risiko: Menilai risiko dengan mengukur kemungkinan terjadinya dan dampaknya jika terjadi. Ini membantu dalam menentukan risiko mana yang perlu diprioritaskan untuk dikelola.
  3. Pengendalian risiko: Mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko atau dampaknya. Ini bisa meliputi transfer risiko melalui asuransi, mitigasi risiko dengan tindakan pencegahan atau rencana darurat, atau penerimaan risiko jika risiko tersebut tidak dapat dihindari atau diurangi secara ekonomis.
  4. Monitor dan review: Memantau risiko secara terus-menerus dan mengevaluasi efektivitas strategi manajemen risiko yang telah diimplementasikan. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa strategi yang ada masih relevan dan efektif menghadapi perubahan kondisi atau lingkungan.

Manajemen risiko penting untuk semua jenis organisasi dan kegiatan karena membantu mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dengan cara yang lebih terstruktur dan terukur.

Fungsi manajemen risiko (Hinsa Siahaan, 2007)  yaitu:

1)    Merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan risiko

2)    Pemimpin utama manajemen risiko di tingkat strategis dan operasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline