Insecure, satu kata yang lebih dominan menjurus pada perbandingan hidup, merasa tidak pede (sudah pasti), merasa tidak berdaya (bisa jadi) dan semuanya menjadi satu, bagaikan paket komplit yang saling melengkapi. Baikkah sikap tersebut dibiarkan terus menerus bersarang di dalam diri?
Di era digital seperti sekarang ini, memang mampu memberikan kemudahan bagi para penduduk bumi untuk melihat berbagai macam kegiatan para penghuninya, melalui perantara media sosial, misalnya.
Dunia nyata dan dunia maya merupakan dua dimensi yang berbeda. Misalnya di dunia nyata, cara berkomunikasi yang dilakukan bisa secara langsung, yakni face to face.
Ibaratnya, dua orang tersebut harus bertemu terlebih dahulu untuk membicarakan sesuatu hal. Sedangkan di dunia maya, cara berkomunikasi yang dihadirkan bisa melalui perantara fitur yang telah disediakan oleh setiap media sosial, tanpa harus bertemu terlebih dahulu, seperti halnya fitur direct message.
Kemudahan akses komunikasi dan akses bertemu secara virtual inilah yang mampu memberikan berbagai macam dampak, mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Semuanya disesuaikan oleh penggunanya sendiri.
Dampak positif yang bisa dirasakan bagi para penduduk bumi adalah dengan memberikan kemudahan dalam mencari dan mendapatkan informasi secara lebih cepat.
Sedangkan dampak negatifnya terletak pada diri sendiri yang sering merasakan ke-insecure-ran sesaat menjelajahi dunia maya.
Dilansir dari alodokter.com bahwa insecure merupakan perasaan cemas, tidak mampu, dan kurang percaya diri yang membuat seseorang merasa tidak aman.
Ada berbagai macam faktor yang bisa menyebabkan seseorang merasa insecure.