Lihat ke Halaman Asli

Desy Hani

TERVERIFIKASI

Happy reading

Setop Menjadi "Flexting", Berikut 3 Alasan yang Memperkuatnya

Diperbarui: 24 Juni 2021   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi flexting ke pasangan. Sumber: Kompas.com

Flexting, salah satu sikap yang ditunjukkan oleh seorang flexter kepada objek sasarannya ketika akan berkencan, benarkah flexting termasuk ke dalam kategori kencan yang harus dihindari?

Perkenalan dan pertemuan di era digital seperti sekarang ini bisa dikatakan sangat mudah terealisasi. 

Ruang lingkup yang bisa dikatakan "cukup luas" mampu membuat pertemanan menjadi lebih luas pula. Tak terkecuali di dalam urusan percintaan.

Sudah begitu banyak bukti yang bertebaran di planet ini terkait dengan pertemuan yang menjadi nyata setelah melakukan perkenalan melalui perantara dunia maya. Bahkan ada yang sampai ke jenjang pelaminan.

Sebelum semua rangkaian paragraf ketiga terealisasi, akan ada proses yang menjadi jembatan di dalamnya. Salah satunya proses perkenalan. 

Melalui dunia maya, kedua insan yang telah intens menjalin komunikasi akan sedikit demi sedikit memperkenalkan diri mereka masing-masing.

Ilustrasi flexting (sumber: economictimes.indiatimes.com)

Tipe setiap orang dalam memperkenalkan diri sangat bermacam-macam, seperti:

Pertama, ada yang lebih dominan tidak ingin diekspos oleh publik. Dengan kata lain, dirinya lebih banyak diam terhadap pencapaian atau apapun itu yang dimilikinya. 

Kedua, seseorang yang sangat ingin diakui secara publik, karena dirinya dengan sukarela akan memberitahukan segala hal, termasuk pencapaiannya. Terlebih lagi terhadap objek sasaran yang akan dikencaninya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline