Puppy love, dunia percintaan yang sering menyapa kaum remaja. Benarkah percintaan yang hadir karena sebuah perjodohan dadakan?
Masa-masa remaja merupakan masa yang paling indah, dan tentunya akan dialami oleh setiap insan di muka bumi ini. Sebelum mencapai pada titik remaja, proses pertumbuhan tentunya akan dialami.
Dimulai dari fase prenatal atau fase di dalam kandungan, fase bayi (newborn, infant, toddler), fase kanak-kanak (di awal, tengah, akhir), hingga akhirnya menyentuh fase remaja.
Fase tersebut tidaklah sebentar dilalui, melainkan proses yang panjang akan dirasakan oleh setiap makhluk hidup, terkhusus kaum manusia yang mengalami pertumbuhan.
Di dalam fase remaja ini akan ada beberapa proses yang akan dirasakan. Salah satunya, mengenai perasaan cinta yang nyangkut di hati.
Dunia percintaan yang menghiasi masa remaja bisa dikatakan belum sempurna, karena cinta yang sempurna hanya bisa diperoleh dari pasangan yang telah mengikat janji suci pernikahan.
Ingin mengatakan, "akulah milikmu, akulah cintamu" sangat sah-sah saja dilakukan. Terlebih lagi semuanya akan bernilai pahala (terkhusus bagi yang telah menikah).
Nah, berbeda dengan dunia percintaan kaum remaja. Tidak jarang, percintaan di masa ini sangat dominan menilai hanya pada sebatas fisik semata. Seperti halnya dengan penilaian sederhana ini, "eh pacar lo ganteng banget" dan "pacar baru nih ye, cantik banget dah"
Lebih tidak masuk akalnya lagi, terkadang sangat mudah mengatakan break up ketika sedang ada problem.