Shopaholic, salah satu syndrome yang terus menerus mendorong seseorang untuk berbelanja, akankah perilaku ini membuat seseorang menjadi pemboros? Terlebih lagi di bulan Ramadan seperti sekarang ini, akankah berpengaruh pada pengeluaran di luar estimasi?
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan, kehadirannya mampu menenangkan jiwa. Suasana yang penuh dengan kemuliaan memang begitu terasa.
Begitu banyak hal spesial yang hadir di bulan Ramadan ini, salah satunya, momen ketika berbuka puasa.
Disaat inilah, terkadang, selalu hadir niat untuk membeli berbagai macam makanan yang diinginkan untuk berbuka puasa.
Apapun yang ada di benaknya harus dibeli dan didapatkan, alias memborong semua kuliner kesukaannya.
Tanpa pernah memikirkan, apakah perutnya mampu menampung semua itu? Apakah dirinya mampu menghabiskan semua makanan yang telah dibelinya tersebut?
Tidak jarang, terlalu banyak makanan yang dibeli dan dihidangkan malah membuat beberapa makanan untuk berbuka puasa tidaklah habis dinikmati.
Hingga akhirnya terbuang sia-sia, secara tidak langsung kita telah menciptakan unsur "mubazir" terhadap makanan yang kita beli tersebut.
Dengan menghasilkan kata mubazir, telah terlihat secara jelas bahwa makanan yang dibeli demi memenuhi hawa nafsu semata tidak benar-benar di butuhkan oleh perut.
Bila telah terjadi seperti ini, akankah memberikan dampak positif, atau malah justru membuat seseorang terjerumus pada pola hidup yang boros?