Stalking mantan pacar, sebuah tindakan yang membuat seseorang harus bertarung keras dengan hatinya sendiri. Baikkah bila terus menerus dilakukan hanya sekedar penasaran?
Stalking mantan pacar merupakan salah satu trik yang bisa membuat seseorang gagal move on. Begitulah faktanya berbicara.
Bagaimana tidak, dirinya telah memiliki tingkat keingintahuan yang sudah melebihi ambang batas kewajaran. Di era digital seperti sekarang ini, tindakan stalking sangatlah mudah dilakukan.
Dengan berteman di akun media sosial milik objek sasarannya (mantan-pacar), para stalker akan dengan mudah mencari tahu, mengenai apa yang ingin diketahuinya, alias kepo abis.
Namun, apabila akun media sosial telah diblokir oleh sang mantan pacar, jurus stalking tetap bisa dilakukan, yakni dengan menyiapkan second account, misalnya. Demi sukses memata-matai.
Semua itu bisa dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, atau apapun itu yang bisa menjadi media penghubung untuk mencari informasi secara detail, tepat dan akurat.
Mulai dari bagaimana keadaanya sekarang? Bagaimana hidupnya sekarang? Apakah telah bahagia atau malah sebaliknya? Dan yang terpenting, apakah dirinya telah memiliki kekasih yang baru? Duh kepo abis ini.
Karena memang tujuan utama dari melakukan tindakan stalking ini adalah untuk mencari tahu, ataupun memantau aktivitas dari objek sasarannya (mantan-pacar) melalui perantara media sosial, misalnya.
Sederhananya, stalking digunakan untuk mencari informasi secara diam-diam dengan bermodalkan "kuota". Tanpa harus membayar seseorang untuk menjadi "spy".