Tanpa telinga, tanpa indera pendengaran, lantunan irama bunyi yang ada di alam semesta ini mungkin tidak akan bisa dirasakan dengan syahdu
Telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang harus terus dijaga kebersihannya, dan semua ini sudah selayaknya kita lakukan.
Panca indera yang berfungsi sebagai alat pendengaran ini memang tidak boleh terabaikan dalam menjaga kesehatannya. Seakan-akan semuanya berpusat pada telinga, karena melalui telinga inilah kita mampu mendeteksi dan menangkap semua sumber bunyi.
Di dalam telinga terdapat reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi. Semua makhluk hidup di dunia ini tentunya memiliki telinga, termasuk hewan mamalia karnivora yang satu ini (kucing).
Kucing termasuk ke dalam salah satu hewan yang memiliki pendengaran terbaik. Seekor kucing mampu mendengar suara bernada jauh lebih tinggi hingga mencapai hingga 64 kHz yaitu 1,6 oktaf di atas rentang manusia, dan bahkan 1 oktaf di atas rentang tersebut dari seekor anjing.
Sehingga dapat dikatakan bahwa seekor kucing kecil memang memiliki pendengaran yang baik. Hal ini juga disebabkan karena kucing termasuk ke dalam predator alami yang membutuhkan mangsa. Serta menghindari dirinya dari serangan predator lain melalui pendengaran.
Bagi yang memiliki seekor kucing, coba perhatikan secara seksama berbagai macam gerakan telinga yang sering di tunjukkan oleh kucing kesayangan kalian, dan gerak ini tentunya memiliki maksud tersendiri. Bukan hanya sekadar gerakan biasa tanpa arti.
Mari kita analisis bersama pergerakan telinga dari seekor kucing.
Pertama. Telinga mengarah sedikit ke samping dan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa seekor kucing sedang dalam keadaan santai (biasa-biasa saja). Dirinya tidak sedang merasa terancam.