Osss !!!
Seni bela diri memang sudah ada, dan sudah berkembang sejak lama. Penyebarannya pun sudah memasuki seluruh negara di belahan dunia, termasuk Indonesia.
Begitu banyak jenis seni bela diri yang dikembang oleh setiap negara. Ada yang berasal dari negara itu sendiri, dan ada pula yang berasal dari negara lain, namun dikembang oleh negara yang bersangkutan.
Seperti halnya di Indonesia, negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa ini ternyata memiliki beragam jenis seni bela diri. Mulai dari pencak silat, silek minangkabau, bakti negara, tarung derajat, merpati putih, cimande dan perisai diri.
Tidak hanya mengembangkan seni bela diri yang berasal dari dalam negeri saja. Di Indonesia juga dikembangkan seni bela diri yang berasal dari negara tetangga, salah satunya Karate.
Seni bela diri karate termasuk kedalam jenis olahraga yang cukup populer di dunia. Olahraga yang menguras keringat ini memang selalu dominan dengan kaum laki-laki. Namun tidak demikian, sudah banyak kaum perempuan yang ikut serta dalam seni bela diri ini, termasuk saya dan perempuan-perempuan lainnya.
Tya Ariestya adalah salah satu contoh dari sekian banyak kaum perempuan yang ikut serta dalam ilmu bela diri. Aktris Indonesia yang satu ini telah menyandang sabuk hitam, dalam seni bela diri taekwondo asal Korea Selatan.
Pada artikel ini saya akan bercerita tentang seni bela diri yang pernah saya tekuni selama beberapa tahun lamanya. Sebuah cerita yang akan tetap menjadi kenangan dan pengalaman yang tidak akan terlupakan, selama menjadi karateka.
Saya bukanlah orang yang sangat ahli dalam hal ini. Namun disini saya ingin berbagi dan bercerita tentang seni bela diri karate.
Di Indonesia sendiri, terdapat organisasi aliansi olahraga cabang beladiri karate, salah satunya Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).