Lihat ke Halaman Asli

Desi Latiffatus Sangadah

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Dampak AI (Artificial Intelligence) dalam Kemampuan Berpikir Kritis

Diperbarui: 4 Mei 2024   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beberapa akhir yang lalu perkembangan teknologi sangatlah pesat dalam berbagai kehidupan, salah satunya pada bidang kemajuan teknologi. Futurolog Alfin Toffler menyatakan dalam (Setiawan, 2018) bahwa “zaman saat ini adalah zaman informasi, yang dimulai pada akhir abad kedua puluh”. Perkembangan teknologi dapat membuat munculnya berbagai inovasi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sangat bergantung pada teknologi terutama handphone, setiap orang tentunya memiliki handphone yang dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Selain teknologi handphone, ada beberapa teknologi diantaranya blockhain, metaverse hingga artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan (Artificial intelligence) tentu sangat digemari oleh banyak kalangan bukan? 

 Masalahnya, AI (Artificial intelligence) sering menjadi teknologi yang digunakan dikalangan mahasiswa, akan tetapi dikalangan siswa dan guru. Teknologi AI (Artificial intelligence) tentunya memiliki dampak tertentu baik dampak yang positif dan negatif bagi orang yang menggunakan teknologi AI. Akan tetapi, kebanyakan kalangan menggunakan AI untuk membantu mengerjakan tugas sekolah, menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tentunya mayoritas guru mengkhawatirkan bahwa penggunaan AI dapat membuat siswa untuk berpikir dan bergantung pada kecerdasan buatan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Sehingga siswa hanya mengandalkan teknologi AI saja tanpa siswa tersebut harus belajar atau mengulangi materi yang diberikan oleh guru pada saat di sekolah. Hal ini, tentunya dapat merugikan pelajar dan juga fungsi AI sebagai teknologi inovatif karena dapat merusak konteks pendidikan yang diberikan. 

Saat menghadapi persoalan pembelajaran yang sulit, siswa menjadi malas berpikir dan terus menggunakan AI untuk memberikan jawaban secara instan. Maka dari itu, sangat penting bagi pendidik untuk terus menggunakan AI agar siswa dapat menggunakannya untuk mempelajari hal baru. Kebanyakan dikalangan siswa bahkan guru menggunakan AI untuk membantu menjawab soal yang diberikan oleh guru sehingga keterampilan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah dijawab oleh teknologi AI. 

Akan tetapi teknologi AI (Artificial intelligence) juga berdampak positif terhadap seseorang yang dapat menggunakan teknologi AI dengan baik dan bijak. Salah satunya dapat memberikan motivasi mengenai permasalahan yang sedang dihadapi, meningkatkan pengalaman belajar dengan memberikan pembelajaran yang disesuaikan, mendeteksi kebutuhan belajar individu, dan memberikan umpan balik secara real-time. Teknologi AI juga dapat memberikan rekomendasi materi pembelajaran yang relevan.  

Ringkasnya, cara agar teknologi AI (Artificial intelligence) digunakan dengan tepat dengan memberikan referensi berbagai hal dan mengerti tentang hal baru terutama mengenai pembelajaran bukan hanya mengerjakan tugas saja dengan jawaban yang instan. Jadi, teknologi AI (Artificial intelligence) digunakan dengan sebaik-baiknya tanpa menumbuhkan rasa malas siswa untuk berpikir bukan? Tentunya teknologi ini menjadi alat atau sarana yang merekomendasi untuk memberikan referensi terkait materi pembelajaran. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline