Lihat ke Halaman Asli

Dibutuhkan: Full Dedicated Teacher

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan seorang kompasianer tentang harapan kepedulian pemerintah akan hak pendidikan anak-anak di daerah terpencil. Sang penulis melihat kondisi mereka melalui liputan di televisi. Kebetulan, saya pernah mengalami sendiri menjadi guru di daerah terpencil di bagian timur Indonesia.

Memang benar anak-anak di daerah terpencil membutuhkan kesamaan dalam hal sarana dan prasarana belajar seperti yang dituliskan oleh kompasioner tersebut, namun dalam tulisan ini saya hendak mengajak kompasioner untuk melihat pula nasib gurunya.

Para murid di daerah terpencil hampir seluruhnya adalah anak-anak asli daerah tersebut, sementara banyak guru yang bertugas di sana adalah orang luar yang terbiasa hidup di kota. Dapat dibayangkan bukan, bagaimana sang guru harus bekerja ekstra keras, tidak hanya menghadapi pekerjaan sekolah yang membutuhkan kesabaran, namun sang guru diuji pula kesabarannya untuk bertahan hidup di lingkungan yang serba terbatas fasilitasnya.

PLN yang belum ada, hanya ada listrik dari generator bersama yang hanya menyala dari pukul 18.00 - 23.00, beberapa daerah terbatas ketersediaan airnya, dan langka serta mahalnya bahan makanan, adalah beberapa contoh keterbatasan yang harus diterima oleh sang guru di daerah terpencil. Lebih penting lagi, jaringan komunikasi yang belum lancar, membatasi para guru menerima informasi dan berbagai kesempatan pengembangan diri dan keluarganya.

Maka dari itu, pantaslah jika saya mengatakan mereka, para guru di daerah terpencil, haruslah seorang full dedicated teacher. Sehingga sangat pantas jika pemerintah mengistimewakan mereka dengan menganugerahi tunjangan setiap bulannya yang berupa tunjangan daerah terpencil (TDT).

Realita di lapangan, banyak TDT guru daerah terpencil yang belum memadai, mereka mendapat TDT hanya 400-600 ribu per bulan, dan tidak ada tambahan lain pada gaji pokoknya. Jika dibandingkan guru di kota yang uang transportnya bisa mencapai 500 ribu per bulan, maka penerimaan guru daerah terpencil tak ada bedanya dengan guru di kota, bahkan guru di kota bisa jadi lebih besar nominalnya.

Jadi selain kebutuhan anak didiknya, pemerintah juga wajib memperhatikan nasib para guru di daerah terpencil. Mereka sungguh banyak pengorbanannya: kesabaran, waktu, kesempatan, informasi, dan ego. Hampir semua mereka adalah full dedicated teacher.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline