Deskripsi Persediaan
Sediaan atau persediaan adalah unsure aktiva yang disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan bisnis atau barang-barang yang digunakan untuk mengolah produk yang akan djual. Dalam perusahaan dagang, persediaan berupa barang dagangan yang akan dijual kembali. Sedangkan dalam perusahaan manufaktur persediaan berupa bahan baku dan bahan penolong, produk dalam proses, produk jadi, bahan habis pakai, dan suku cadang. Dalam audit, sediaan mendapat perhatian lebih besar untuk diaudit karena berbagai alasan salah satunya adalah karena pada umumnya sediaan adalah komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya masalah-masalah besar.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Sediaan di Neraca
Ada 7 Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam penyajian sediaan di neraca, berikut ini beberapa diantaranya :
- Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan.
- Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.
- Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagai akun pengurang laba ditahan.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Sediaan
Ada 6 tujuan audit terhadap sediaan, yaitu :
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan persediaan
Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang di cantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan dineraca
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan dineraca
Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan dineraca
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca
Selain itu, berdasarkan rerangka tujuan pengujian substantive, tujuan utama terhadap sediaan ini adalah untuk membuktikan bahwa saldo akun sediaan yang dicantumkan dineraca mencerminkan saldo akun sediaan produk jadi, sediaan suku cadang, sediaan barang habis pakai pabrik (factory supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang digolongkan kedalam 5 kelompok yaitu :
1. Prosedur Audit Awal
Prosedur ini dilakukan auditor untuk membuktikan apakah saldo sediaan di neraca sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca. Untuk membuktikan hal tersebut, auditor merekonsiliasi informasi sediaan dineraca dengan catatan akuntansi yang mendukung pengadaan sediaan tersebut. Dalam melakukan rekonsiliasi tersebut, auditor melakukan 5 prosedur, yaitu :
- Mengusut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar
- Menghitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
- Mengusut saldo awal sediaan ke kertas kerja tahun lalu
- Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan ke jurnal yang bersangkutan
- Melakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun control sediaan di buku besar.
2. Prosedur Analitik
Prosedur ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di neraca. Untuk melakukan pengecekan tersebut, auditor melakukan penghitungan berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan.