Lihat ke Halaman Asli

Desi Permata Sari Batee

MAHASISWA UNDIRA 121211067 DOSEN Prof.Dr,Apollo, M.Si.Ak

Aplikasi Proses Pembuktian dan Argumentasi Logika pada Bukti Dokumen Kecurangan

Diperbarui: 7 Juli 2024   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desi Bate'e

   

Argumen deduktif adalah jenis penalaran logis yang berusaha untuk menghasilkan kesimpulan yang pasti berdasarkan premis-premis yang sudah diketahui atau diasumsikan benar. Dalam penalaran deduktif, hubungan antara premis-premis dan kesimpulan haruslah valid dan sukses, dengan kesimpulan yang tidak mungkin benar-benar salah jika premis-premisnya benar.

Sementara itu, argumen induktif beroperasi dengan cara yang berbeda. Penalaran induktif tidak berusaha untuk menghasilkan kepastian mutlak, tetapi untuk menyimpulkan kemungkinan atau probabilitas berdasarkan serangkaian pengamatan atau bukti yang tersedia. 

Meskipun dapat memberikan kesimpulan yang kuat, penalaran induktif tidak menjamin kebenaran kesimpulan seperti dalam penalaran deduktif. Ini karena, meskipun premis-premis benar, ada kemungkinan kesimpulan tidak benar karena pengetahuan yang lebih lanjut dapat mengubah generalisasi yang dibuat.

Argumen induktif berbeda dari penalaran deduktif karena tidak menghasilkan kepastian matematis seperti deduksi. Penalaran induktif menggunakan serangkaian pengamatan untuk mencapai kesimpulan yang mungkin, menggunakan generalisasi atau pencacahan sebagai bentuk dasarnya. 

Namun, kekeliruan sering terjadi dalam penalaran induktif, seperti generalisasi yang terburu-buru atau pengecualian informasi penting, yang dapat mengarah pada kesimpulan yang tidak tepat. 

Dalam konteks hukum, di mana kepastian sering tidak mungkin dicapai, penalaran induktif lebih umum digunakan untuk menarik kesimpulan dari bukti-bukti spesifik menuju generalisasi yang lebih luas. Meskipun demikian, baik penalaran deduktif maupun induktif dapat digunakan untuk membuktikan kasus dalam sistem hukum, tergantung pada fakta dan konteks yang terlibat.

Contoh kasus nyata  Pendekatan  materi:

Kasus Bank Century (Bank Mutiara)

Bank Century, sebelumnya dikenal sebagai Bank Mutiara, merupakan salah satu lembaga keuangan penting di Indonesia yang didirikan pada tahun 1991. Bank ini memiliki sejarah yang menarik dan peran yang signifikan dalam perkembangan industri perbankan di Tanah Air.

Pendirian Bank Century diprakarsai oleh sekelompok pengusaha Indonesia yang memiliki visi jangka panjang untuk membangun sebuah institusi keuangan yang kokoh dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline