Lihat ke Halaman Asli

Deshaula AlyaDwinanty

Seorang mahasiswa desain Interior

Dari Kafein Menjadi Seni

Diperbarui: 1 Oktober 2019   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

facebook.com/ghidaqgallery

Industri kopi sedang booming dan menjadi objek bisnis favorit dikalangan masyarakat dalam lima belas hingga dua puluh tahun terakhir. Banyak yang menyebutkan bahwa minat publik terhadap kopi meningkat dimulai dari munculnya kedai minuman kopi "mewah" yaitu Starbucks. 

Kini, kebutuhan manusia terhadap kopi tidak hanya sebagai tambahan kafein dipagi hari, namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Tetapi tidak peduli alasan dibalik peningkatan popularitasnya, kopi telah menjadi bagian yang berbeda dari lanskap budaya dan menarik minat para seniman.

Para barista di seluruh dunia mencoba mengeluarkan sisi 'seni' dalam dirinya melalui wujud dalam seni latte. Seni yang terbentuk dari gerakan meliuk dan membentuk sebuah objek dari buih susu yang dituangkan di atas espresso, orang-orang telah menganggap seni ini adalah next-level-art selama bertahun-tahun. Menyenangkan untuk ditonton, hal ini membuat banyak orang tertarik untuk belajar tentang seni latte.

Seorang seniman, yang dulu pernah menjadi barista, telah memiliki caranya tersendiri dalam mengungkapkan kecintaannya pada kopi. Bernama Ghidaq al-Nizar, ia menggunakan kopi untuk membuat karya seni yang indah dan memiliki arti tersendiri.

facebook.com/ghidaqgallery/ 

Ghidaq al-Nizar telah melihat aspek lain dari kopi yang banyak dari kita membenci yaitu, noda. Kopi memang selalu menjadi 'bencana' bagi pakaian, taplak meja, maupun kertas-kertas tugas yang berserakan di meja. Tapi berbeda dengan orang lain, pria yang berasal dari ibu kota ini melihat hal tersebut sebagai peluang.  

Menggunakan sisa minuman paginya, seniman ini menyulap daun-daun kecil, kertas, keramik, dan benda-benda lainnya menjadi sebuah karya seni yang luar biasa.

Lukisan kopi yang dibuat oleh Ghidaq tidak hanya menggunakan cairan dari kopi saja. Limbah kopi, yaitu ampas juga ia ikut sertakan sebagai medium, sehingga ia dapat menciptakan kontras yang lebih baik di dalam karyanya. Selain itu, penggunaan ampas kopi dapat memperluas palet warnanya dari nuansa cokelat hingga tone yang sangat gelap mendekati hitam.

Ide melukis menggunakan ampas kopi bermula saat ia menikmati secangkir kopi hitam. Tiba-tiba, imajinasinya muncul saat menenggak kopi tersebut. Dalam keadaan gelas yang masih terangkat, ia melihat titik-titik ampas di dasar gelasnya membentuk suatu objek yaitu, The grim, sosok yang berasal dari film Harry Potter. 

Sejak saat itu, Ghidaq terinspirasi untuk mulai menekuni seni melukis dari ampas kopi. Ia hanya melukis objek yang muncul dari imajinasinya saja. Baginya, tidak seru bila melukis sesuatu dari buah pikiran orang lain. Itulah yang membuat karyanya original, dan banyak orang rela mengantri untuk memilikinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline