Kemacetan ini terjadi di daerah Simpang Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi. Kemacetan sepanjang 15 kilometer dan penuh kendaraan dari pukul 10.00 WIB pada hari Selasa (28/02/2023) hingga hari Rabu pukul 08.00 WIB (01/03/2023), kemacetan belum juga teratasi.
Akibat kemacetan yang terjadi banyak sekali supir yang mengalami kerugian, seperti ikan-ikan yang mati, uang setoran yang habis akibat dari macet, bahkan ada seorang yang sakit saat itu dan hingga akhirnya nyawanya tak terselamatkan.
Para supir akhirnya mau tak mau turun tangan untuk mengatur lalu lintas sendiri, karena tidak ada petugas yang berjaga pada saat itu.
"Mereka enak enak tidur, kita begadang semalaman di jalan. Ini bukan lagi macet. Tapi tidak bergerak. Hanya Tuhan yang tahu, kapan kemacetan ini akan terbuka," kata Doni sopir pengangkut ikan, Rabu (1/32023) dikutip Kompas.com
Supir-supir truk mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa terjebak macet disini, hal ini disebabkan oleh truk batubara yang bergerak pada waktu yang sama pada malam hari untuk mengangkut batubara dari daerah tambang ke Pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muorojambi.
Sementara itu, Rendi supir truk batubara mengatakan bahwa ia sering disalahkan atas kemacetan di kawasan tersebut, yang sering terjadi, namun tidak ditemukan solusinya. Karena perintah pemerintah untuk pengiriman batu bara baru diperbolehkan pada pukul 18.00 WIB.
"Jumlah armada memang banyak, belasan ribu. Kalau batu bara boleh lewat siang, maka kemacetan tidak parah. Kemacetan ini karena ribuan truk batu bara serentak keluar dari tambang, jadi penuh lah jalan," kata Rendi dikutip Kompas.com
Rendi dan supir batu bara lainnya berharap, pemerintah menetapkan system kuota dan penjadwalan untuk setiap pengiriman batu bara. Jadi waktu tempuh di jalanan tidak sampai 3-5 hari. Dia juga mengaku rugi jika macet, dan merasa iba dengan masyarakat.
Rendi sudah melaporkan kemacetan ini kepada atasannya, namun hingga saat ini belum ada solusi dai pihak perusahaan tambang batu bara maupun pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H