Lihat ke Halaman Asli

Rehabilitasi Komunisme

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita selama ini mengetahui bahwa ideologi yang dianut oleh salah satu partai yang mengukir sejarah kelam pada bangsa ini adalah (yang hampir setiap orang melihatnya) sebagai ideologi yang anti. Tidak lain karena para mahzabnya sempat menimbulkan chaos pada negara ini. Melakukan pemberontakan di Madium serta dituduh membunuh 6 jendral TNI AD di Jakarta. Beruntung kita mempunyai panglima Kostrad yang sangat berani (dan juga licik) dalam memberantas para komunis dari yang menerapkan hingga hanya sekedar mempelajarinya.

Memang para pelaku dari ajaran ini telah membuat negeri ini porak poranda tapi bukan berarti kita menyalahkan ajarannya sehingga membuat sebuah benteng untuk melindungi otak kita dari komunisme, karena Komunis ataupun tidak, kebodohan tetaplah kebodohan. Para tokoh komunis pada masa itu telah berkoontribusi ke kemerdekaan Indonesia. Sebut saja Tan Malaka, yang menjadi salah satu tokoh pemuda saat itu yang menculik Soekarno-Hatta bersama D.N. Aidit ke Rengasdengklok guna mendesak untuk segera memproklamirkan negara ini, jika bukan karena mereka, 17 agustus tidak akan pernah ada. Tapi bangsa ini amnesia, amnesia kepada kebaikan. Tan dibunuh, jutaan komunis dibasmi pada rezim orba.

Komunis harus direhabilitasi bukan dimaafkan karena tidak punya salah ke Indonesia. Komunis punya hak untuk hidup sebagai salah satu ide di Indonesia. Apalah artinya negara demoksrasi jika diskriminatif ke satu paham. Komunisme, yang menjunjung tinggi kesetaraan dilarang sedangkan fasisme yang menyuarakan pemaksaan, difasilitasi. Demokrasi macam apa ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline