Lihat ke Halaman Asli

Desak KomangTini Adnyani

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Peran Wawasan Nusantara dalam Meningkatkan Toleransi di Era Digitalisasi bagi Mahasiswa

Diperbarui: 10 Juli 2024   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumen pribadi

Oleh Desak Komang Tini Adnyani, Program Studi Pendidkan Fisika, Universitas Pendidikan Ganesha

Derasnya arus informasi dan pesatnya kemajuan teknologi telah mengubah lanskap komunikasi kita. Di tengah perubahan ini, wawasan Nusantara muncul sebagai penunjuk arah yang semakin diperlukan, terutama dalam menumbuhkan toleransi di kalangan mahasiswa.

 Era digital memang membuka akses informasi seluas-luasnya, namun juga menghadirkan tantangan baru dalam hal keberagaman. Lantas, bagaimana kita dapat memanfaatkan wawasan Nusantara sebagai solusi untuk menjembatani perbedaan dan membangun harmoni di kalangan generasi muda Indonesia?.

Wawasan Nusantara memegang peran penting yang sangat diperlukan di era modern ini. Selain menjadi pemersatu bangsa, ia juga berfungsi sebagai alat pembentuk sikap toleran di kalangan mahasiswa. 

Di satu sisi, perkembangan teknologi informasi memberikan peluang besar untuk memahami dengan lebih baik keberagaman budaya, suku, dan agama yang ada di Indonesia. 

Namun di sisi lain, derasnya arus informasi ini juga membawa tantangan tersendiri. Penyebaran berita yang belum terverifikasi dan narasi yang menyesatkan berpotensi memicu sikap intoleran di masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda yang aktif di dunia digital.

Bayangkan Indonesia sebagai sebuah lukisan mozaik yang indah. Setiap kepingannya unik - berbeda warna, bentuk, dan tekstur. Itulah esensi dari Wawasan Nusantara. Konsep ini mengajak kita melihat keberagaman Indonesia bukan sebagai pemisah, tapi justru sebagai kekuatan yang menyatukan. Bagi mahasiswa, pemahaman ini sangatlah penting. 

Mereka adalah calon pemimpin masa depan, penentu arah bangsa. Ketika seorang mahasiswa benar-benar menghayati Wawasan Nusantara, ia akan lebih mudah menerima perbedaan di sekitarnya. 

Bukan hanya menerima, tapi juga menghargai dan merayakannya. Bayangkan sebuah kampus di mana mahasiswa dari Sabang sampai Merauke berbaur tanpa sekat. Mereka berdiskusi, bertukar pikiran, dan bekerja sama tanpa memandang latar belakang. Inilah gambaran nyata dari toleransi yang tumbuh dari pemahaman Wawasan Nusantara.

Zaman digital saat ini membawa tantangan berupa penyebaran berita palsu dan konten yang berpotensi mengancam kesatuan nasional. Kaum muda terpelajar, yang umumnya aktif menggunakan platform digital dan perangkat teknologi, rentan terhadap pengaruh negatif ini. 

Namun, dengan pemahaman yang kuat tentang wawasan Nusantara, mahasiswa dapat lebih kritis dalam menyaring informasi dan lebih bijak dalam menanggapi perbedaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline