Lihat ke Halaman Asli

KKN 170

Desa Kamal

KKN Kolaboratif Jember Perjalanan di Desa Kamal: DTKS, Situs Duplang, dan Website Desa

Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama Pak Hadi sebelum memulai DTKS.

Sejak diterjunkan pada Sabtu, 23 Juli 2022 di Alun-Alun Kota Jember, lebih dari sebulan sudah mahasiswa kelompok 170 menjalankan KKN Kolaboratif Jember 2022. Kelompok 170 yang terdiri dari 10 mahasiswa dari Universitas Jember, Universitas Moch. Sroedji Jember, Universitas dr. Soebandi, dan Akademi Farmasi Jember ini menjalankan KKN di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Tak hanya sekadar menjalankan program kerja, perjalanan Kelompok 170 selama KKN menorehkan kisah menarik.

Lihat juga: Catatan KKN Kolaboratif Jember 2022: Desa Kamal - Desa Sejarah di Sudut Kabupaten Jember

Lihat juga video-video perjalanan KKN 170 Desa Kamal: Youtube Desa Kamal

Berangkat dengan program kerja utama untuk melakukan verifikasi dan validasi DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), kelompok 170 menyusuri pelosok Desa Kamal. Kegiatan verval (verifikasi-validasi) data dilakukan secara terjadwal, berurutan dari wilayah dusun teratas Desa Kamal, yaitu Dusun Gumitir yang didampingi langsung oleh Bapak Hadi selaku kepala dusunnya. Selaras dengan sebutannya sebagai 'Dusun Teratas', medan yang ditemui pun sesuai ekspektasi. Tak hanya jalan tanjakan, Kelompok 170 bahkan 'mendaki gunung' dan menyeberangi sungai untuk dapat mencapai rumah warga yang terdata. Berikutnya, kegiatan DTKS dilanjutkan pada dusun terdekat secara berurutan, yaitu Dusun Kopang, Dusun Duplang, Dusun Krajan, dan terakhir Dusun Klanceng.

Tak hanya soal medan yang menanjak, beberapa wilayah pelosok desa bahkan masih dibalut jalan bebatuan tajam dan terjal. Selain itu, kendala bahasa juga menyambangi perjalanan Kelompok KKN 170 Desa Kamal. Masyarakat secara umum lebih fasih berbahasa Madura ketimbang Bahasa Indonesia. Beruntungnya, lima dari sepuluh mahasiswa fasih berbahasa Madura, sehingga dalam proses verval, Kelompok 170 dipecah menjadi 5 kelompok. Hal ini pun menjadi cerita sendiri bagi mahasiswa KKN 170, di mana mau tidak mau mereka turut belajar berbahasa Madura untuk dapat berbaur dengan masyarakat sekitar. Berbaur dengan warga juga menjadi kunci dalam proses verval DTKS. Meskipun terdapat satu dua kendala pada proses pendampingan verval ke rumah-rumah warga yang terdata, bermodalkan sowan dan bertukar sapa dengan masyarakat sekitar, beberapa alamat berhasil didatangi secara mandiri oleh Kelompok 170. 

Proses DTKS di Dusun Gumitir

Kegiatan verval DTKS yang sejatinya merupakan sebuah program kerja, lambat laun justru menjadikan Kelompok 170 semakin mengenal masyarakat dan kultur Desa Kamal.  Desa yang berjarak kurang lebih 15 km dari pusat kota Jember ini nyatanya menyimpan beberapa kisah yang dirasa perlu untuk lebih dikenal luas masyarakat dan diperhatikan lagi oleh pemerintah. Masyarakatnya yang rata-rata menggantungkan hidup dengan bekerja menjadi buruh tani ini, masih banyak yang tidak memiliki fasilitas MCK dan pergi ke sungai untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci pakaian. Terlepas dari itu, kisah babat desa oleh Buyut Nyami, penemuan bebatuan peninggalan purbakala pada Situs Duplang dan Situs Klanceng, serta kesenian khas Desa Kamal yaitu Ta'Butaan menjadi sisi lain dari Desa Kamal yang sudah seharusnya lebih dikenal oleh publik.

Untuk mengetahui cerita lebih lanjut, lihat juga: Catatan KKN Kolaboratif Jember 2022: Desa Kamal - Desa Sejarah di Sudut Kabupaten Jember

Proses Pemasangan Banner Situs Duplang

Pelatihan Pengelolaan Website Desa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline