Lihat ke Halaman Asli

DESA GAMBIRMANIS

Akun resmi Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri

Simak Serunya Kesenian Wayang Kulit di Desa Gambirmanis, Bisa Membuat Kamu Terpukau

Diperbarui: 29 Juli 2022   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagelaran wayang kulit di Desa Gambirmanis (dok.pribadi)

Terdapat beberapa jenis wayang di Indonesia, diantaranya adalah wayang golek, wayang orang (wong), dan wayang kulit. Nah di sini kita akan khusus membahas tentang wayang kulit. 

Apa sih wayang kulit? Wayang kulit (Ringgit Purwa) adalah sebuah karya seni rupa yang terbuat dari kulit sapi dan kulit kerbau. Wayang kulit dibuat dengan cara di-sungging (ditatah) dan sekaligus diwarnai supaya menghasilkan bentuk wayang yang sempurna.

Desa Gambirmanis adalah salah satu desa di Kecamatan Pracimantoro yang masih melestarikan wayang kulit. Wayang kulit dilestarikan oleh orang-orang asli Gambirmanis sendiri mulai dari dalang, sinden (penyanyi), dan penabuh gamelan (yogo). Nah, biasanya wayang kulit ditampilkan dalam acara resmi seperti hajatan, bersih desa, rasulan, dan masih banyak lagi acara resmi lainnya.

Untuk para tokoh wayang sendiri biasanya diperankan oleh Kurawa dan Pandawa yang saling berselisih dalam hal kekuasaan. Kurawa adalah tokoh antagonis berjumlah seratus orang yang dipimpin oleh Duryudhana dan dibantu oleh pamannya yaitu Sengkuni. 

Sementara itu, Pandawa adalah tokoh protagonis yang berjumlah lima orang, diantaranya Yudhistira, Werkudara, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Selain tokoh tersebut ada juga tokoh lain seperti Punakawan yang terdiri empat orang yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, serta masih banyak lagi tokoh- tokoh lainnya.

Dalam wayangan ada juga istilah ruwatan. Ruwatan adalah sebuah ritual penyucian diri seseorang yang bertujuan untuk membuang sial agar hidupnya tentram dan damai. Umumnya ruwatan dilakukan setelah proses wayangan selesai. Namun, terkadang seorang yang punya hajat hanya menginginkan ruwatan saja tanpa harus wayangan terlebih dahulu. 

Oleh karena itulah, ruwatan dan wayangan itu tidak harus dilakukan dalam waktu yang sama.

Itulah penjelasan mengenai wayang kulit (Ringgit Purwa) di Desa Gambirmanis serta warganya yang antusias dalam melestarikan wayangan tersebut. Nah, menarik kan, bagaimana nih kesenian di Desa kalian?

Ditulis oleh: Lusi Wahyu Windadri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline