Berawal dari keresahan dan pengalaman yang pernah sedikit beradu argumen, dan bukan merasa paling benar ataupun kritis di dalam kelas perkuliahan.
Pernah ada satu momen yang mana pemahaman yang di sampaikan seorang dosen yang harus di luruskan karena ada penyimpangan akan materi yang di sampaikan. Entah merasa anti kritik atau merasa pemahamannya yang sudah absolut, hingga menganggap sebelah mata apa yang disampaikan oleh mahasiswa ? Beberapa mahasiswa menanyakan rujukan yang beliau gunakan ? Kelabakannya bukan main saat mendengar pertanyaan itu di dalam forum kelas. Apa karena kurangnya refrensi menjadikan seorang dosen anti kritik oleh argumen yang di sampaikan mahasiswa ? Atau kurangnya pemahaman akan kompetensi menjadi pendagogik ?
Kita sudah melewati fase Scarcity informasi ataupun buku materi pembelajaran. Forum diskusi di kelas adalah pemantik untuk berfikir agar tercipta mahasiswa yang kritis.
Memang ada kalanya seorang mahasiswa terlalu menggebu akan pemahaman yang dia dapatkan. Bukan perihal unjuk gigi dengan teman sejawatnya tetapi inilah bentuk interprestasi & manifestasi seorang mahasiswa.
Tugas seorang dosen atau guru bukan hanya mengajar tapi dia harus belajar juga terhadap siapa yang diajarkan. Tetapi secara aktual para pendagogik hanya menjalankan mengajarnya saja, timbulah kognitif bias yang beredar di kalangan dosen atau guru. Karena para dosen atau guru itu bukan tentang tahu segala pemahaman materi pembelajaran tetapi tahu lebih dulu tentang materi pembelajaran. Dan seorang peserta didik berusaha mencari tahu apa yang sedang dia pelajari dari derasnya samudra informasi yang diselaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H