Tulang dewasaku merutuk
pikiran dewasaku memaki
punggung dewasaku menjadi miring
kaki dewasaku menjerit
Tawa remajaku menjanjikan
amarah remajaku terasa benar
Celoteh remajaku lantang
dahi remajaku mendongak
duniaku berada diantara realistis
lalu abstrak, terus!
semangat lalu layu