Lihat ke Halaman Asli

Dery Muhammad Yusuf

Sarjana Humaniora bidang Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Magister Manajemen bidang Marketing

Mengenal Edward Jenner "Bapak Imunisasi Dunia"

Diperbarui: 27 April 2022   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edward Jenner (jenner.ac.uk)

Setiap tahunnya pada minggu terakhir bulan April WHO mengkampanykan kegiatan “World Immunization Week” yang jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti “Pekan Imunisasi Dunia”. 

Kampanye ini pertama kali dilakukan oleh WHO pada tahun 2012 sebagai bagian dari gerakan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi memalui vaksinasi untuk mengurangi tingkat kematian terhadap wabah penyakit menular. 

Pada tahun pertamanya ditahun 2012 kampanye tersebut diikuti oleh lebih dari 180 negara dari seluruh belahan dunia dan kemudian berlanjut hingga saat ini.

Jika berbicara proses imunisasi maka ini tidak lepas dari peran seorang dokter berkebangsaan Inggris Bernama Edward Jenner. Beliau adalah orang pertama yang menemukan metode vaksinasi sebagai bagian dari proses imunisasi pada tahun 1976 untuk mengahadapi wabah penyakit cacar yang melanda Inggris pada waktu itu. 

Hasilnya, metode vaksinasi berhasil menurunkan tingkat penularan, angka kematian, seta memproteksi manusia untuk meminimalisasi dampak wabah cacar hingga saat ini.

Masa Muda Edward Jenner

Edwar Jenner lahir pada 17 Mei 1749 di Berkeley sebuah pedesaan di Inggris, dari seorang keturunan pendeta. Ayahnya meninggal pada saat ia berusia lima tahun dan kemudian dirinya dibesarkan oleh kakak laki-laki yang juga merupakan seorang pendeta. Sebagai seorang pemuda desa ia banyak mendapatkan cinta dari lingkungan dan kehidupan alami khas pedesaan yang terus melekat bersamanya. 

Pada usia 13 tahun ia sudah menghadiri sekolah tata bahasa serta melakukan kegiatan magang bersama seorang ahli bedah terdekat. Dari delapan tahun kegiatan magang tersebut membuat Jenner memiliki pengetahuan yang baik mengenai praktik pengobatan dan pembedahan. Selanjutnya ia pergi ke London pada usia 21 tahun dan menjadi murid John Hunter.

John Hunter sendiri adalah pegawai di Rumah Sakit St. George yang merupakan seorang ahli bedah penting di London. Selain itu, ia juga merupakan ahli anatomi, biologi, dan eksperimentalis peringkat pertama.

Dia tidak hanya mengumpulkan spesimen biologis, tetapi juga memperhatikan masalah fisiologi dan fungsinya.  Persahabatan erat yang tumbuh di antara kedua pria itu berlangsung sampai kematian Hunter pada tahun 1793. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline