Lihat ke Halaman Asli

Hatihati soal Rem Mobil

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bagi anda pengendara sepeda motor, apa yang anda lakukan ketika harus mengentikan laju sepeda anda?      Apakah anda rem roda depan saja?     Atau belakang saja?    Atau depan dan belakang sama-sama.      Kecuali anda sedang atraksi, pasti yang anda lakukan adalah mengerem roda belakang dan disusul dengan rem roda depan.       Bahkan bagi yang terlalu hati-hati, mengerem roda depan selain menyusul juga tidak ditekan sepenuhnya.       Melainkan hanya sekedar untuk mengimbangi.        Karena jika rem depan terlalu keras, sepeda akan terjungkal.       Jika rem depan terlalu lemah (dan belakang terlalu keras), sepeda akan ngepot, bahkan bisa berbalik arah.        Banyak pengendara sepeda motor yang hanya mengandalkan rem belakang saja dan terbukti aman-aman saja.       Bukan berarti benar.      Namun kebetulan saja mereka mengeremnya tidak dalam kecepatan tinggi.

Berbeda dengan sepeda motor, rem mobil sekali injak keempat roda dihentikan.       Jadi anda tidak usah mikir harus begaimana mengeremnya, tinggal injak saja pedal sesuai dengan kebutuhan.        Nah... apa yang terjadi ketika pedal rem diinjak?        Apakah keempat roda berhenti serentak?

Kalo anda simak master rem mobil anda, tampak disana 2 piston dalam satu silinder.        Jika 4 roda harus dihentikan serentak, kenapa tidak satu piston saja?        Disinilah rahasianya....   ternyata rem mobil juga mirip sepeda, tidak serentak.       Rem mobil, sekali injak menghentikan roda belakang, lantas disusul roda depan.        Hanya saja, mobil diasumsikan lebih berat dan tenaganya lebih kuat.       Sehingga jika rem depan dan belakang dipisah seperti sepeda, memberi peluang sopir menyepelekan hanya menggunakan rem roda belakang saja yang akibatnya bisa fatal.       Lagi pula memang sulit memisahkannya.       Rem roda belakang di pedal kaki kanan.        Lantas dimana rem roda depan?       Pedal kaki kiri hanya mungkin untuk jenis mobil matic.       Di tangan nggak memungkinkan karena tidak ada posisi yang kuat selain di setir.        Sementara setir harus bisa diputar 360 derajat yang tidak memungkinkan mencangkokan komponen mekanik.

Menimbang hal-hal di atas, maka untuk memudahkan pengoperasian, mekanisme rem mobil harus diatur oleh sistem, bukan sopir.       Roda belakang didahulukan, lantas disusul roda depan secara otomatis.       Untuk mewujudkan sistem tersebut, disusunlah 2 piston dalam satu silinder.        Begitu pedal diinjak, 2 piston bergerak maju, tapi salah satu mampat lebih dulu, yaitu yang menyampaikan tekanan hidraulik ke roda belakang.     Kemudian piston yang lain menyusul mampat untuk  menyampaikan tekanan hidraulik ke depan.       Detilnya bisa disimak disini.

Bagi pemakai mobil baru, tidak ada yang perlu dikuatirkan.       Seumpama harus ganti onderdil karena kerusakan, bengkel tidak akan salah pasang.       Slang, pipa dan nipple selain anda tandanya "F" (depan) dan "R" (belakang), juga berbeda ukuran yang tidak memungkinkan pemasangan terbalik.       Tetapi bagi pecinta mobil antik, atau gemar memodifikasi mobil, soal rem harus menjadi perhatian khusus.          Jangan sampai salah pasang :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline