Lihat ke Halaman Asli

dero

Mahasiswa

Hagiasophia, Band Alternatif Indie From Rangkasbitung

Diperbarui: 27 Oktober 2022   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Saat wawancara dengan Hagiasophia di Event MBF. dokpri

"Darah dan tangis kau anggap apa, tabisakah kita menyatukan makna" begitulah sepenggal Lirik dari lagu Genosida milik Hagiasophia Band Indie asal kota Rangkasbitung yang cukup menarik perhatian.

Banyak sekali band-band independen yang berpotensi dan memiliki karya yang unik di Indonesia ini, namun tentu saja, nggak semuanya terekspos karena mungkin belum mendapatkan tempat untuk manggung atau belum tau akses untuk manggung di suatu tempat.

Hagiasophia salah satunya, mereka adalah Band Independen yang sangat punya potensi dan karyanya pun unik-unik. Band ini di gawangi Fajar vokal, Ayub bass, Reza gitar, Diki gitar, dan Alam drum. Mereka juga sudah merilis EP bertajuk "New Journey" sebut saja Maika, Keluh, Usai, dan Distraksi. Debut mereka adalah single Hagiasophia "single perdananya yang sama dengan nama Bandnya sendiri".

Nama Hagiasophia sendiri terinspirasi dari Masjid di Turki, band ini ternyata mengawali karirnya di Kota Serang dan cukup Produktif dan sering menjadi opener-opener Musisi/Band besar seperti Barasuara, Fiersan Besari dan lain-lain.

Banyak teman-teman komunitas yang menyebut mereka seperti Barasuara karena memang lagu-lagu mereka terkesan berkiblat ke arah sana.

Harapan mereka sendiri untuk skena Musik di Kota Rangkasbitung "banyak band-band yang punya karya sendiri tapi masih mix sama beberapa karya orang, semoga bisa lebih PD aja sih, Dan Hagia Sophia coba untuk PD buat tiap panggung bawain lagu sendiri" ujar Fajar sang vokalis saat diwawancara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline