Kecemasan Pada Masyarakat Di Masa Pandemi
Oleh Derizka Febriarmyta Abdurachim dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
"Ketakutan Anda adalah sejenis penjara yang membatasi Anda dalam serangkaian tindakan terbatas. Makin sedikit Anda takut, maka makin banyak kekuatan yang akan Anda miliki dan makin lengkap Anda akan hidup." - Robert Greene
Virus COVID-19 merupakan jangkitan virus yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang memerangi saluran pernapasan manusia. Indikasi yang kerap diutarakan yaitu sesak napas, demam, dan batuk. Walaupun demikian, masyarakat yang sehat dan tidak menampakkan tanda-tanda itu, juga mampu mengantar Virus COVID-19 pada tubuhnya yang dapat dikenal sebagai asymtomatic carrier. Virus COVID-19 itu dapat mewabah melalui percikan bersin ataupun batuk orang yang terpapar virus tersebut.
Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang kesekian kalinya melanda dunia tak terkecuali Indonesia. Virus Covid-19 sudah merupakan pandemi global yang menimpa jutaan manusia di dunia, Hampir seluruh masyarakat didunia ini mendapatkan informasi dari berbagai macam media yang menyiarkan berita tentang Covid-19. Pada saat ini lah masyarakat sedang dihadapi oleh ketegangan dalam dirinya, dimana masyarakat panik akan terpaparnya virus COVID-19, juga takut berpengaruh pada ekonominya, sukar untuk menyesuaikan diri pada situasi kehidupan yang baru ini. Setelah penulis mengamati dan mengkaji banyak penelitian, para ilmuwan mengatakan bahwa tanggapan yang dipicu secara berlebihan sebab takut tertular Virus COVID-19. Kondisi tersebutlah yang akan menyebabkan kecemasan secara berlebihan, dengan disertai gejala fisiologis, stress yang sangat signifikan akan pekerjaan, kehidupan juga dengan keamanan diri sendiri.
Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap Virus Covid-19 ?
Masyarakat menilai bahwa penyebaran virus COVID-19 ini merupakan suatu ancaman yang sangat serius bagi dunia sejak bulan desember akhir tahun 2019 pertama kali adanya pemberitahuan bahwa virus tersebut sudah menjangkit secara pesat dari satu per empat juta orang. Harus diingat juga bahwa virus COVID-19 ini berbeda dengan flu yang biasanya.
Peristiwa pesatnya penyebaran virus COVID-19 inilah yang menyebabkan ketakutan berlebih pada masyarakat. Dimana penulis juga memperoleh informasi dari beberapa masyarakat yang mengatakan bahwa pada saat ini masyarakat sangat cemas dengan adanya virus COVID-19. Sehingga tindakan yang dilakukan oleh masyarakat itu sangat berlebihan dalam menjaga diri maupun keluarganya, seperti halnya sering mencuci tangan bertubi-tubi, berbenah rumah serta lingkungan sekitar secara berkepanjangan. Yang dapat menimbulkan gejala lain dimana pengidap terus merasa wajib untuk melakukan suatu hal secara bertubi-tubi. Jika tidak dijalankan, seorang tersebut akan terus dibayang-bayangi oleh ketakutan yang ekstrim. Selain itu juga penulis menemukan ada seorang nenek dan kakek protes kepada anaknya untuk tidak mengunjungi ke kampungnya dikarenakan takut anaknya mengantar virus COVID-19, sehingga mbah tersebut takut terpapar dikarenakan sudah berusia lanjut. Ditambah dengan adanya berita yang tidak jelas yang dapat memicu adanya tekanan pada masyarakat sehingga membuat masyarakat stress dan imunitas dalam tubuhnya menurun, maka menjadi rawan sekali untuk terpapar virus tersebut.
Bagaimana Sudut Pandang Teori Psikoanalisis Freud mengenai Kecemasan Pada Masyarakat di masa pandemi
Dalam konsep teori psikoanalisis Freud pada dinamika kepribadiannya, menyebutkan bahwa kecemasan merupakan sensasi yang kita rasakan ketika cemas, cemas itu berbeda dengan takut. Menurut pikiran Freud, kecemasan merupakan suatu ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas maka tidak dapat diperlihatkan adanya kecemasan tersebut secara spesifik. Menurut Freud, kecemasan ialah suatu komponen yang sangat diperlukan dalam teori kepribadian, yang akan menyalurkannya pada dasar perubahannya tingkah laku psikotik juga neurotiknya.