Lihat ke Halaman Asli

Deri Prabudianto

Hanya orang biasa

Namaku Awai 283-284

Diperbarui: 15 Agustus 2018   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Saat ia tiba di dermaga Sungai Alam, gelap sudah total. Ia jongkok di pinggir dermaga menangisi nasibnya. Terdengar gumaman lirih dari mulutnya " Tiong It... Tiong It.... "

Dahan bakau bergoyang-goyang. Awai terlalu sedih hingga tak melihat ke sekelilingnya. Goyangan dahan bakau semakin keras, namun Awai tak peduli. Hingga akhirnya ia dikejutkan oleh teguran.

" Tiong It menyakiti hatimu ?"

Awai terlonjak akibat kaget. Ia mendengar suara wanita. Suara yang tak dikenal olehnya. Ditatapnya laut, perahu yang tambat di dermaga, terakhir dahan bakau yang bergoyang-goyang. Seingatnya dulu disitu terikat sebuah buaian bayi, dan Kuiyi si Gila itu sering menidurkan anaknya yang tak ujud di ayunan itu.

" Siapa anda ? Tolong tunjukkan dirimu !" seru Awai diantara rasa takut dan penasaran.

" Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya peduli nasibmu."

" Apakah kamu Hantu Laut ?" tanya Awai

" Anggaplah begitu."

" Apakah anda yang menolongku di dermaga belakang pasar ? "

" Itu salah satu wujudku, "

Awai kaget mendengar jawaban suara itu. " Salah satu wujudmu ? Apakah anda berwujud banyak? Apakah anda hantu ?" tanya Awai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline