Lihat ke Halaman Asli

"Beauty and the Beast" [33]

Diperbarui: 14 Februari 2019   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Berhari- hari Aldi berusaha menghilangkan bayangan kakek Tosan dari benaknya. Difokuskan pikiran untuk mengedit. Untunglah pikirannya cepat larut dalam cerita yang naskahnya sedang dieditnya. Sedang asik ia bekerja, sebuah kursi bergeser ke sampingnya. Seseorang duduk. Aldi mengangkat wajahnya.

" Kamu membuatku penasaran. Hari ini Jumat. Apa reaksi kakek Tosan saat kamu mengantar obat untuknya ?" tanya Jean.

" Cerita basi buat apa diungkit ?" elak Aldi.

" Jangan sinis padaku. Kamu sudah kuberi pekerjaan tambahan, yang berefek pada tambahan penghasilan, membuat-malam malammu lebih cepat berlalu, bukannya berterima kasih, malah semakin lama semakin dingin padaku. Kamu kan tahu aku suka padamu." Jean mengulurkan tangannya, menyentuh lengan Aldi yang sedang memegang naskah.

Semakin lama Jean semakin berani, semakin terang terangan mendekatinya. Apa sudah putus asa dengan jombo berkepala 3 yang bertengger di catatan usianya ? Nama Della dan Widya bermain di benak Aldi. Aldi menepis tangan Jean dengan hati-hati.

" Aku berterima kasih padamu. Untuk saat ini aku berkonsentrasi mencapai target demi adikku. Semalam aku mengantar obat, dan diusir." Aldi heran, kenapa Jean seakan menyimak semua percakapan yang berhubungan dengan apa yang dialaminya di rumahnya?

" Kudengar kakek itu anti sosial. Ternyata betul omongan orang. Apa reaksimu ?"
" Pulang.Tidur."
" Bisa tidur ?"
" Bisa donk. Aku dimintai pertolongan, sudah kulaksanakan. Soal reaksi kakek Oyong itu bukan urusanku."
Kepala Jean terangguk-angguk. " Alangkah enaknya jadi istrimu. Orang yang tak banyak pikiran,"

Salah, aku bohong. Semalam aku tak bisa tidur. Aku hanya malas direcoki wanita kesepian sepertimu, oceh Aldi dalam hati.

" Besok kerja setengah hari. Aku ingin mentraktirmu makan siang. Gimana, Al ?"

Sebetulnya Aldi ingin menolak. Ia pura pura berpikir. " Besok siang aku ingin belanja,"

" Sekalian deh. Setelah makan siang kutemani kamu berbelanja. Kamu masih setia berbelanja di Plaza Hayam Wuruk, kan ?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline