Lihat ke Halaman Asli

Derby Asmaningrum

TERVERIFIKASI

IRT biasa

Roti Baguette, Si Panjang yang Jadi "Simbol" Negeri Prancis

Diperbarui: 17 Januari 2023   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baguette | Foto: Derby Asmaningrum

Cuma roti, ia begitu dipuja. Cuma roti, ia malah menjadi ikon negara. Cuma dibuat dari tepung, air, garam dan ragi, ia membawa turis asing datang mencari. Cuma roti, ia bersiap menjadi salah satu warisan dunia. Iya, cuma roti tapi tak disangka, dirinya menaklukkan hati...

Selain doyan melahap escargot (bekicot), cuisses de grenouille (paha katak), keju dan menenggak wine, orang Prancis juga merupakan bangsa pemakan roti. Roti menjadi makanan yang dikonsumsi oleh 98 persen rakyat Prancis, ragam jenisnya tersebar di seluruh arah mata angin dari Lille hingga Marseille, Rennes hingga Strasbourg, Bordeaux hingga Lyon. 

Di dalam sebuah roti ada segalanya. Antropolog Prancis Abdu Gnaba yang juga penulis buku Anthropologie des Mangeurs de Pain (Antropologi Para Pemakan Roti) terbitan tahun 2011 menyatakan, "Ketika kami berbicara tentang roti, berarti kami membicarakan tentang diri dan keseharian kami, keluarga, sejarah, masyarakat, krisis... Rotilah yang mendefinisikan dan memberi kami karakter sebagai orang Prancis." 

Baguette, si roti Prancis yang tersohor (leparisien.fr/Yann Foreix)

Semua roti memang diidolakan namun ada satu yang menjadi superstar. Ia bernama baguette, sering juga dipanggil baguette parisienne oleh penduduk di luar Paris. Baguette dinikmati kapan saja entah itu ketika sarapan, makan siang, makan malam, goûter (snack time) hingga piknik, ia selalu ada di sisi. 

Baguette sudah seperti barang sakral, pagi-pagi langsung ngacir rela ngantri panjang di toko roti hanya untuk beli baguette adalah ritualnya. Sudah menjadi pemandangan umum pula banyak orang menenteng baguette di jalan-jalan.

Terlanjur populer, baguette akhirnya dicap oleh dunia luar sebagai ikonnya Prancis terutama kota Paris berbarengan dengan topi béret, lipstik merah (bagi wanitanya) dan atasan bergaris-garis hitam horizontal.

Stereotip orang Prancis: atasan bergaris, béret dan baguette (tendances.orange.fr/Rohappy/iStock) 

Kini di Prancis ada sekitar 32 ribu toko roti dengan 10 milyar baguette diproduksi tiap tahunnya. Boulangerie, begitulah toko roti disebut atau boulangerie-pâtisserie jika toko tersebut menjual roti beserta kue-kue. 

Pembuat rotinya disebut boulanger, pembuat pastry disebut pâtissier, kalau jago dua-duanya berarti boulanger-pâtissier. Profesi tukang roti menjadi profesi yang banyak diminati di Prancis. 

Para calonnya bisa menempuh pendidikan untuk memperoleh sertifikat profesional serta predikat sebagai Artisan Boulanger. Sebagai pengrajin, mereka membuat roti dari mentah, bangun dini hari, menyiapkan, mengolah adonan hingga berwujud roti keluar dari panggangan yang semuanya dilakukan langsung di tempat alias di toko rotinya. 

Jika nanti anda jalan-jalan ke Prancis, menyambangi toko roti dan pastry adalah agenda wajib. Biarkan kedua mata anda terperangah melihat bejibun roti berbagai bentuk tertata rapi berpadu dengan kue-kue cantik yang berderet ciptakan gairah di lidah. Gak perlu bingung, carilah roti yang paling sederhana dahulu, si baguette. 

Salah satu toko roti-pastry di kota saya (foto: Derby Asmaningrum) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline